Dalam pandangan saya, penggunaan baju adat di saat-saat tertentu di sekolah banyak manfaatnya. Salah satunya mengenalkan dan menanamkan kebanggaan kita akan kekayaan budaya yang kita miliki berupa baju adat. Sayang sekali jika anak- anak atau siswa tidak kenal baju adat mereka sendiri.
Ada sebuah pengalaman lucu tentang ketidakpahaman anak-anak tentang baju adat mereka.
Ketika itu anak saya masih duduk di TK dan sekolahnya mengadakan karnaval Peringatan Hari Kemerdekaan.
Anak saya dan temannya (keduanya sama sama laki-laki) menyewa baju di tempat yang sama yaitu baju Malangan berwarna hitam lengkap dengan udengnya.Â
Berangkat karnaval saya dengar mereka bisik- bisik sambil tertawa geli.
"Weh, lucu ya rasanya pakai baju dukun," kata teman anak saya disambut dengan tawa keduanya.
"Lho, kok dukun?" Tanya saya heran bercampur geli.
"Di sinetron sinetron itu 'kan dukunnya selalu pakai baju hitam- hitam," kata anak saya tertawa.
Mau tak mau saya ikut tertawa. Betapa anak- anak tidak mengerti dengan baju adat mereka sendiri sehingga mengira baju adat Malangan adalah baju dukun.
Tentunya dalam pelaksanaannya juga harus ada keluwesan dari pihak sekolah, seandainya ada siswa yang belum bisa menyediakan baju adat. Setidaknya ada solusi dari sekolah misal memperbolehkan siswa mengenakan baju batik sambil menunggu orang tua bisa membelikan baju adat bagi mereka.
Manfaat lain dari memasukkan baju adat dalam ketentuan seragam sekolah adalah UMKM akan cepat menyikapi dengan menyediakan baju adat yang simpel dengan harga yang terjangkau.