Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Perayaan Cinta Untuk Insan yang Mulia

8 Oktober 2022   14:24 Diperbarui: 8 Oktober 2022   14:27 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca sholawat Diba', dokumentasi Anggita

Hari itu langit sedikit cerah, tak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu diguyur hujan deras. Langit seolah tahu bahwa hari itu kami akan merayakan kelahiran insan mulia Nabi Muhammad saw.

Dengan berjajar rapi dan mengenakan dresscode hitam putih, siswa yang  tergabung dalam kegiatan Badan Dakwah Islam menyanyikan lagu Mars BDI dengan penuh semangat.

Ah ya, hari ini adalah penampilan perdana dari lagu tersebut. Lagu yang digubah oleh Bapak Muhaimin ini dinyanyikan dengan koreografi Ibu Utin Kustianing. Beliau berdua adalah guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah kami.

Wahai Abi

Wahai Umi

Wahai Akhi

Kami Badan Dakwah Islam

Serukan Kebenaran

Tinggalkan Kemungkaran  x2

Ref...

Ghirah kami membara

Demi Islam nan Jaya

Tegakkan Jihad Sabilillah

Mengharap akan ridho-Nya

Tegakkan Jihad  Sabilillah

Mengharap akan ridho-Nya ...  

Tempo : bersemangat (irama lagu: Hubbul Wathon)

Peserta perayaan Maulid,dokumentasi BDI
Peserta perayaan Maulid,dokumentasi BDI
Wajah cerah tampak di mana-mana.  Seluruh siswa yang beragama Islam kelas 7,8 dan 9 berbusana muslim dan khidmat mengikuti acara perayaan Maulid Nabi Muhammad saw yang di gelar di lapangan sekolah.

Tentang Perayaan Maulid Nabi

Maulid Nabi hakekatnya adalah perayaan akan cinta kita pada Nabi Muhammad saw.  Nabi akhir zaman yang membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.

Siswa BDI di perayaan Maulid, dokumentasi pribadi
Siswa BDI di perayaan Maulid, dokumentasi pribadi
Insan mulai yang diutus Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil 'alamin).  Nabi yang membawa contoh akhlak mulia. 

Ya,  siapa yang tak kenal akhlak nabi? 

Beliau yang selalu berprasangka baik, tidak pernah berbuat keburukan, tidak berkata kasar dan tidak pernah marah. Bahkan, beliau selalu mendoakan kebaikan kepada orang yang berbuat keji kepadanya.

Sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an surah Al-Ahzab ayat 21, bahwa Allah Swt berfirman yang artinya: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

Sebagai umat Islam kita wajib mencintai Rasulullah Muhammad saw. Seperti firman Allah  dalam surat Ali Imron, ayat 31 yang artinya: Katakanlah wahai Muhammad (kepada ummatmu) jika kalian cinta kepada Allah, patuhlah kepadaku (Muhammad), maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, sebab Allah maha pengampun dan penyayang

Allah memerintahkan kita agar patuh dan mengikuti Rasulullah karena sesungguhnya Rasulullah tidak pernah melontarkan perkataan berdasarkan dari hawa nafsunya sendiri, sebab seluruh perintah dan larangan yang diucapkan adalah murni bersumber dari wahyu. Oleh karena itu cinta kepada Rasulullah sama halnya cinta kepada Allah.

Ada banyak cara kita mencintai Rasulullah, di antaranya adalah melakukan sunah-sunahnya,  memperbanyak shalawat,mencintai keluarga, sahabat, dan umat muslim, mempelajari shirah nabawiyah, juga rajin berdoa. Ya, cinta yang paling nyata adalah jika rajin melakukan amalan-amalan yang sering dilakukan Rasulullah saw.

Lomba Asmaul Husna, dokumentasi pribadi
Lomba Asmaul Husna, dokumentasi pribadi
Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw di sekolah kami tahun ini diadakan dengan penyelenggaraan  berbagai macam kegiatan. Kegiatan pagi diawali dengan pembacaan tartil Qur'an dan gema wahyu Ilahi,menyanyikan lagu Mars BDI, lalu dilanjutkan dengan pembacaan sholawat Diba' bersama-sama yang dimotori oleh siswa BDI. 

Sesudah pembacaan sholawat, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ibu Kepala sekolah dan mauidhotul khasanah .

Dalam mauidhotul khasanah pagi itu disampaikan tentang perlunya kita mencintai Rasulullah. Cinta terhadap nabi akan memberikan pahala bagi kita.

Diriwayatkan bahwa begitu gembiranya Abu Lahab dalam menyambut kelahiran nabi Muhammad , dia memerdekakan seorang budak bernama Tsuwaibah di hari kelahiran Nabi.

Atas tindakannya ini meski Abu Lahab adalah seorang kafir dan selalu memusuhi nabi , dia mendapat keringanan siksa kubur di setiap hari Senin.

Sesudah mauidhotul khasanah siswa menuju kelas masing masing untuk makan bersama kue-kue yang sudah dibawa dari rumah. 

Sekitar 30 menit kemudian acara lomba-lombapun dimulai.  Berbagai lomba yang diadakan pagi itu adalah lomba adzan, tartil, pidato PAI, infografis tentang sejarah nabi, poster, kaligrafi, pembacaan Asmaul Husna, juga cerdas cermat PAI.

Lomba cerdas cermat PAI, dokumentasi Anggita
Lomba cerdas cermat PAI, dokumentasi Anggita
Secara umum lomba-lomba berjalan lancar dan meriah. Ya, setiap kelas wajib mengirimkan perwakilannya untuk berlaga di setiap nomor lomba, sehingga tidak ada siswa yang tidak terlibat dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Masing-masing lomba dinilai oleh dua orang juri dari Bapak/ ibu guru yang bertugas.

Sekitar pukul 14.00 acara lomba berakhir, dan pengumuman akan dijadwalkan oleh Bapak/Ibu guru PAI bersama BDI.

Guru-guru PAI, dokumentasi pribadi
Guru-guru PAI, dokumentasi pribadi
Di akhir perayaan Maulid ini tersimpan harapan semoga rasa cinta kita pada Nabi Muhammad saw semakin meningkat sehingga di yaumil qiyamah nanti kita akan mendapatkan syafaat dan berkumpul bersama beliau, insan yang demikian mulia.

Bukankah Nabi Muhammad saw bersabda bahwa  'Sesungguhnya di yaumil qiyamah nanti engkau akan bersama-sama orang yang engkau cintai'," ? (Muttafaq 'alaih)

Allahumma sholli 'ala Muhammad..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun