Sesudah itu naik kereta api tak pernah lagi kami agendakan. Takut mabuk, itu alasannya.
Namun siapa sangka, lama tidak berkereta api, tiba-tiba setelah anak saya besar- besar kami harus berakrab-akrab dengan alat transportasi ini.
Ketika anak saya harus kuliah di Jogja, saat pertama berangkat ke sana kami naik travel. Pertimbangannya kami langsung berhenti di alamat yang dituju, tidak perlu oper kendaraan lain.
Namun ternyata dalam perjalanan naik travel kami mendapat antrean terakhir, jadi diantar ke tujuan setelah semua penumpang habis. Akhirnya kami sampai Jogja dari Malang dalam waktu 10 jam. Wih, lama nian.
Akhirnya di perjalanan berikutnya anak saya jadi pelanggan kereta api. Supaya sampainya lebih pasti, katanya. Tiap libur semester ia pulang, dan setelah di Malang barang tiga minggu ia balik lagi ke Jogja.
Dua tahun berikutnya ketika adiknya juga kuliah di kuar kota, kami semakin setia dengan kereta api. Dalam satu kali libur semester saya dua kali mengantar ke stasiun. Satu berangkat ke Jogja, satunya berangkat ke Bandung.Â
Biasanya yang ke Bandung berangkat lebih dahulu karena kuliahnya selalu satu atau dua minggu lebih dulu.
Menurut pengalaman saya, kereta api sekarang jauh lebih bagus daripada dulu di masa saya masih kecil.
Sekarang tempat duduk kereta api bersih dan nyaman, toiletnya juga memadai, pun juga makanan atau minuman yang ditawarkan pada penumpang di jam-jam tertentu juga lumayan enak
Oh ya, favorit saya tiap melakukan perjalanan jauh dengan kereta adalah pesan teh panas, lalu menikmatinya sambil melihat pemandangan yang indah dari jendela. Asyik sekali rasanya.
Ada dua pengalaman menarik saat saya naik kereta api.