"Tidak Nduk, Â ada garapan di pasar, " jawab Mbak Menik singkat.Â
Sebagai tukang bangunan Mas Marno suaminya bekerja menurut panggilan.  Jadi tidak ada yang namanya hari Minggu atau tanggal merah. Asal ada panggilan,  berangkat. Sejak pandemi  mereda ,Mas Marno mulai sering mendapat panggilan.Â
"Mas, Â aku budhal, "
Tanpa menunggu jawaban dari Mas Marno yang masih lelap, Mbak Menik dan Santi menutup pintu dan segera menuju lapangan yang tak jauh dari rumahnya.
Suara pembawa acara disela-sela lagu 'Ojok Dibandingke'  membuat peserta semakin bersemangat.  Mbak Menik segera masuk barisan RT 9.  Mbak Wahyu,  Mbak Ratmi,  Mbak Wiwik sudah berdiri di barisan yang sama  dengan kostum merah putihnya.
"Waduh.. Â Hampir telat aku.., " cetus Mbak Menik. Â Dirabanya saku celana. Â Ah, Â aman, Â sepuluh kupon tersimpan manis di sana.Â
"Sampeyan beli berapa kupon? " tanya Mbak Wiwik.Â
"Sepuluh, sampeyan? "
"Ah, Â cuma lima, "
"Maunya beli lima belas . Eh, Â uang limapuluh ribu yang sudah kusiapkan diminta Santi buat njajan, " jawab Mbak Menik ringan.
"Wih, Â banyaknya.. Â Dapat kulkas ini pasti, "