Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung sesuai dengan karakteristik lingkungan sekitar agar siswa memiliki kompetensi global dan bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam perilaku kehidupan sehari-hari.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila mempunyai alokasi waktu yang lumayan banyak dalam implementasi kurikulum merdeka, karenanya perlu persiapan yang matang dalam pelaksanaannya.
Dalam mempersiapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila tugas guru adalah:
1. Mengatur pengelolaan jam pelajaran dan kolaborasi
2. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga penilaian , juga pendokumentasian kegiatan projek.
3. Berkolaborasi dengan narasumber projek baik dari masyarakat, komunitas, universitas, maupun praktisi.
Pelaksanaan  Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah Kami
Dalam satu tahun ada tiga projek dengan tema berbeda yang direncanakan di sekolah kami. Tiap projek memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Karenanya adalah tantangan tersendiri merancang program kegiatan projek sehingga siswa bisa belajar dengan baik, dan tidak bosan.
Penyusunan program proyek dilakukan bersama -sama oleh guru -guru yang tergabung dalam komite pembelajaran di awal tahun.
Meski persiapan sudah dilakukan secara detail, menjelang pelaksanaan tugas projek biasanya kami kembali berdiskusi lewat grup whatsapp untuk memastikan besok kegiatan siswa berjalan dengan lancar. Â Apalagi jika harus mengundang narasumber dari luar.
Di akhir bulan Agustus ini kami masih melaksanakan projek yang pertama yaitu Aku Bijak Berinternet. Â Jika di kegiatan dua minggu sebelumnya kajian tentang bijak berinternet dilakukan dengan mendatangkan narasumber dari Diskominfo dan Polresta, di minggu ketiga narasumber didatangkan dari Kemenag. Jadi inti bahasannya adalah bijak berinternet ditinjau dari segi agama.
Ada bermacam agama yang dianut oleh siswa di sekolah , karenanya acara kajian bijak berinternet hari itu sekolah mendatangkan tokoh dari agama Islam, Kristen dan Hindu.
Acara dikemas dalam bentuk talkshow antara tiga narasumber dengan satu moderator.
Talkshow berjalan demikian akrab. Ketiga narasumber memberikan penjelasan tentang pentingnya bijak berinternet dengan menggunakan bahasa dan logika yang demikian mudah diterima oleh siswa.
Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dalam talkshow pagi itu. Diantaranya adalah:
1. Bijak berinternet sangat penting untuk dilakukan. Dalam ajaran agama apapun, segala apa yang kita lakukan kelak akan diminta pertanggung jawabannya. Perbuatan yang baik akan mendapat balasan yang baik, demikian juga perbuatan yang tidak baik kelak di akherat akan mendapat hukumannya.
2. Gunakan internet untuk hal yang baik, berhati-hati sebelum sharing. Tabayyun, mengecek kebenaran sebuah berita sangat penting dilakukan sebelum share berita.
3. Hindari perbuatan riya atau suka pamer. Internet, terutama media sosial adalah ajang pamer yang banyak digunakan saat ini. Daripada menggunakan untuk perbuatan riya'lebih baik gunakan internet sebagai ladang kebaikan.
4. Pandai-pandailah memilih konten di internet. Jangan memilih konten yang merusak atau memberikan pengaruh yang kurang baik.
Di akhir acara tiap narasumber memberikan nasehat pendek kepada siswa sebagai berikut :
1. Pintar itu relatif tapi akhlak itu mutlak (Pendeta Gerry Valentino)
2. Setiap apa yang kita lihat, pikirkan, perbuat, semua akan dipertanggung jawabkan (Ustadz Dedi Novianto, M. PdI)
3. Pikiran, ucapan dan perbuatan merupakan tiga hal yang harus dijaga untuk bijak berinternet. Jangan menjadi orang -orang calon penghuni neraka. (Romo Rubi Supriyanto, S. Ag,M.Si)
Sekitar pukul sepuluh, cara talkshow ditutup dengan berdoa menurut agama dan keyakinan masing masing, dan tak lupa berfoto bersama.
Siswa begitu antusias pagi itu, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang muncul. Beberapa siswa bahkan mengatakan waktu untuk tanya jawab masih kurang.
Yang menarik, talkshow ini tidak hanya membuka wawasan siswa tentang bijak berinternet namun ada mutiara berharga lain yang didapat oleh para siswa yaitu toleransi, untuk tetap hidup rukun dalam perbedaan.
 Hal ini sangat terasa ketika semua bergandeng tangan, bersama para tokoh agama, mencanangkan tekad untuk lebih bijak dalam berinternet dan selalu menggunakannya untuk kebaikan.
Ya, Â perbedaan adalah keniscayaan, dan hakekatnya semua agama mengajarkan kebaikan kepada para pemeluknya.
Semoga bermanfaat, salam edukasi..:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H