Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gusti Allah Iku Sugih, Sebuah Nasihat Kebajikan dari Ibuk

31 Juli 2022   06:59 Diperbarui: 31 Juli 2022   07:26 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak ada kebaikan yang sia-sia, sekecil apapun itu, Sumber gambar:http://www.alazharcairoplg.sch.id/tanam-kebaikan/

Hari dan tahun berlalu. Setelah perjuangan yang begitu keras, kami mulai mandiri. Bapak, ibuk telah pergi menghadap Sang Ilahi. Masalah memberi les matematika sudah saya lupakan. Tertutup oleh berbagai peristiwa baru yang mengisi hidup saya.

Namun siapa sangka bertahun-tahun kemudian sebuah peristiwa mengingatkan saya pada kisah itu lagi.

Berawal dari pengumuman bahwa anak saya diterima di sebuah universitas di Jogjakarta. Ketika itu ada rasa bangga, namun juga bingung. Kuliah di kota lain berarti anak saya arus kos. Lha di hari- hari pertama di Jogja nanti kami njujug siapa?

Bulik-bulik mengatakan bahwa Mbah kami punya banyak saudara di Kauman karena mbah asli Jogja. Tapi tidak enak juga rasanya karena sudah lama kami tidak silaturahmi.

Saat itulah tetangga saya tiba- tiba memberitahu bahwa Rina, anaknya tinggal di Jogja , dan saya bisa mampir ke sana.

Ya, Rina adalah salah satu murid les saya yang begitu rajin. Setelah dewasa, Rina menikah dengan orang Jogja dan punya satu putri kecil yang berumur kira kira 3 tahun.

Sebenarnya saya sungkan dengan tawaran itu, tapi tiba-tiba malam hari sebuah pesan whatsapp masuk.

Ternyata dari Rina. Intinya ia mendapat kabar dari ibunya bahwa saya mau ke Jogja, dan ia mau menjemput dan mempersilakan saya njujug ke rumahnya saja.

Singkat kata akhirnya saya ke Jogja dan langsung ditampung di rumah Rina. Saya diajak berkeliling Jogja, mengitari kampus UGM, dan yang paling penting, ia bersedia menampung anak saya untuk kos di rumahnya selama satu bulan pertama di Jogja.

Rina dan suaminya tampak gembira. Pada si kecil di pangkuannya, ia memperkenalkan saya.. "Ibu ini dulu guru matematika Bunda pas SD.. " katanya sambil menyodorkan tangan si kecil yang tampak malu-malu.
Saya begitu terharu , ternyata Rina masih ingat pernah les matematika pada saya.

Sebelum balik Malang kami diajak mengunjungi Kauman, daerah asal mbah saya. Tentu saja tak seorang saudarapun kami jumpai di sana, sudah puluhan tahun kami tak pernah saling jumpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun