Laailaha illallah huwallahu akbar
Allahu akbar walillahilhamdu
Gema takbir bersahut-sahutan mengiringi langkah kami menuju lapangan sekolah untuk melaksanakan sholah Idul Adha.
Hawa dingin yang menyapa kota Malang selama beberapa hari ini tidak mengurangi semangat kami untuk melaksanakan sholat Idul Adha di sekolah.
Meski tahun ini sekolah tidak melaksanakan kegiatan penyembelihan,  sholat Id dan takbiran tetap dilaksanakan dengan peserta anggota BDI dan  pokja masjid yang putra juga  bapak ibu guru yang bertugas.
Kegiatan peringatan Idul Adha di SMP Negeri 3 Malang dimulai sejak hari Sabtu.  Tepatnya sejak pukul lima  sore siswa sudah datang ke sekolah.  Saat Maghrib tiba siswa melakukan sholat berjamaah. Setelah pembinaan dari wakasis acara  dilanjutkan dengan sholat Isyak dan takbiran di masjid.
Takbiran dilaksanakan sampai pukul 9 malam. Â Setelah makan malam bersama siswa dan guru-guru pun beristirahat karena besok harua melakukan persiapan pelaksanaan sholat Id di lapangan. Â
Hari Minggu pagi setelah sholat Subuh persiapan sholat di lapangan dilakukan. Â Menggelar karpet, Â menyiapkan sound dilaksanakan siswa dan guru bersama-sama. Â
 Jumlah peserta sholat Idul Adha kali ini tidak sebanyak biasanya. Ya,  dikarenakan ada yang melaksanakan sholat hari Sabtu, juga karena suasana masih liburan sehingga banyak siswa yang masih berada di luar kota.
Sejak pagi takbir dilantunkan. Sesudah sholat dua rakaat dilaksanakan, Â kami semua mendengarkankhutbah yang disampaikan oleh khatib sekaligus imam pagi ini yaitu Ustad Afkar Hanif S, Â SE.
Melalui khutbah ini disampaikan bahwa banyak nilai yang terkandung dalam kegiatan Idul Adha. Dari kisah tentang pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam melaksanakan perintah Allah terdapat banyak pelajaran yang bisa diambil, beberapa di antaranya adalah:
1. Pengorbanan. Betapa dalam mencapai cita cita kita harus berani melakukan pengorbanan. Â Korban waktu, korban tenaga juga pikiran. Semua pengorbanan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.
2. Tawadhu. Peristiwa qurban mengajarkan ketawadhuan seorang anak terhadap orang tuanya.  Ya ketawadhuan terhadap orang tua maupun guru sangat diperlukan guna mengharap keridhoan mereka.  Karena ridho Allah tergantung pada keridhoan orang tua.