Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Ujian Daring Berubah Menjadi Luring

6 Juni 2022   11:02 Diperbarui: 6 Juni 2022   17:52 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaksanaan PAT di sekolah ,  dokumentasi pribadi Anggita

Di atas adalah contoh masalah yang timbul berkaitan dengan dilaksanakannya kembali ujian secara luring setelah sekian lama siswa belajar secara daring.

Kembali belajar di kelas membuat siswa harus menyesuaikan diri kembali dengan sistem pembelajaran luring yang "lebih banyak aturan " dibandingkan daring.

Sebagai contoh, saat ujian di sekolah  siswa harus menjaga sikap dalam ruangan, sikap harus tertib,  tidak boleh banyak menoleh ke sana-sini.  Belum lagi mereka harus datang 20 menit sebelum ujian dimulai,  berseragam lengkap bahkan berbaris saat mau memasuki ruang ujian, sementara saat daring mereka tidak terikat oleh aturan-aturan itu.

Ujian daring, sumber gambar: Kompas. com
Ujian daring, sumber gambar: Kompas. com
Jika pada ujian daring siswa bisa lebih leluasa searching atau minta bantuan pada orang lain misal guru les,  kakak,  orang tua (meskipun hal tersebut sebenarnya tidak boleh),  pada saat luring hal tersebut sama sekali tidak boleh dilakukan. 

Anto dan Anti adalah contoh dimana siswa belum beradaptasi dari pembelajaran  daring ke luring,  sehingga mereka 'tak sengaja' tetap melakukan kebiasaan saat ujian daring dulu.  

Memang ketika hal-hal yang sudah lama ditinggalkan harus dilakukan lagi, akan memerlukan waktu untuk membiasakannya kembali. 

Pada siswa kiranya perlu ditekankan kembali untuk melaksanakan ujian secara jujur.  Pelaksanaan ujian yang jujur,  disamping untuk membentuk karakter baik pada diri siswa,  juga akan memberikan hasil yang valid sehingga bisa menggambarkan kemampuan siswa, dan bisa dijadikan bahan evaluasi untuk perbaikan pembelajaran ke depannya.

Masalah di atas juga menunjukkan perlunya  kerjasama dari berbagai pihak agar penanaman karakter jujur,  disiplin dan mandiri pada siswa bisa berjalan dengan baik.

Biarkan siswa  mengerjakan ujian dengan jujur sesuai kemampuan mereka, dan sekolah memberikan pengawasan sebaik- baiknya.

Ya,  banyak yang harus dibenahi setelah pembelajaran dilakukan kembali luring setelah hampir dua tahun daring.  Masalah learning loss juga pembentukan karakter pada diri siswa.

Dengan kerjasama yang baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat (tri pusat pendidikan) kita yakin semua masalah akan bisa teratasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun