Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Rioyo Kupat dan Filosofi Hidangan yang Menyertainya

10 Mei 2022   18:53 Diperbarui: 10 Mei 2022   19:02 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual janur dan anyaman ketupat, sumber gambar: ekonomi bisnis.com

Hari ini tiba-tiba ada hantaran yang disampaikan ke rumah saya.  Ah,  ketupat, lontong, lepet, lengkap dengan opor,  sambal goreng telor petis dan sayur rebung. Semua dikemas dalam wadah makan plastik putih sehingga tampak rapi dan cantik.

Hmm,  ternyata hari ini sudah tanggal 9 Syawal, meski agak terlambat, sekarang saatnya merayakan Rioyo Kupat,  atau Lebaran Ketupat.

Hantaran Rioyo Kupat,  dokumentasi pribadi Buz
Hantaran Rioyo Kupat,  dokumentasi pribadi Buz

Rioyo Kupat biasanya ditandai banyak penjual janur atau ketupat kosongan di pasar.  Dulu orang orang banyak membeli janur lalu dirangkai sehingga menjadi ketupat.  Kini untuk lebih praktis biasanya kami lebih banyak membeli ketupat kosongan.

Penjual janur dan anyaman ketupat, sumber gambar: ekonomi bisnis.com
Penjual janur dan anyaman ketupat, sumber gambar: ekonomi bisnis.com

Ketupat hidangan dari beras ini terbuat dari jalinan janur . Mengapa harus janur?  Janur berasal dari kata jaa nuur artinya telah datang cahaya.

Ketupat yang dibelah akan berwarna putih dan berbentuk menyerupai hati manusia.  Artinya,  sesudah saling bermaafan maka hati manusia akan bersih karena selalu diliputi cahaya.

Meski sederhana,  untuk membuat ketupat yang sempurna diperlukan ketelitian dan ketelatenan dalam memasak dan mempersiapkan bahan-bahannya.

Kesalahan dalam menghitung takaran bahan atau langkah-langkah pembuatannya dapat berakhir pada ketupat yang keras dan cepat berlendir.

Dalam menghidangkan, ketupat biasanya disertai dengan lontong juga lepet, sementara lauk penyertanya adalah opor ayam,  telor bumbu petis, kadang juga sayur rebung. 

Hidangan dalam Rioyo Kupat ternyata memiliki filosofi tertentu. Mari kita bahas satu persatu.  

1. Kupat
Kupat memiliki makna ngaku lepat atau mengakui kesalahan.  Maknanya sebagai manusia kita pasti sering berbuat salah,  karenanya sekarang adalah saat yang tepat untuk memohon maaf dari segala kesalahan.
Kupat juga bermakna laku papat,  yang meliputi lebaran,  luberan,  leburan dan laburan.

Lebaran artinya sudah usai. Menunjukkan  waktu puasa telah berakhir.

Luberan artinya melimpah, yaitu ajakan untuk bersedekah bagi kaum fakir

Leburan artinya sudah lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur sesudah saling memaafkan satu sama lain.

Laburan berasal dari kata labur, artinya kapur yang biasa digunakan untuk  pemutih dinding. Maksudnya supaya kita selalu menjaga kesucian lahir maupun batin.

2. Lepet

Lepet,  sumber gambar: sonora.id
Lepet,  sumber gambar: sonora.id
Lepet terbuat dari beras ketan,  kelapa kacang tolo dan garam yang  dibungkus daun pisang atau janur.  Lepet artinya disilep kanti rapet (disimpan rapat-rapat).  Maknanya terhadap kesalahan orang lain hendaknya kita menyimpannya rapat-rapat.  Jangan suka mengumbar aib seseorang.

3.Lontong
Seperti halnya ketupat, lontong terbuat dari beras.  Bedanya lontong dibungkus dengan daun pisang.  

Lontong berarti alon- alon dipotong.  Mengingatkan pada manusia bahwa hakekatnya umur kita setiap hari perlahan-lahan dipotong.  

Pada dasarnya kita semua berada dalam perjalanan menuju kematian.

4. Opor ayam dan sayur rebung
Dalam proses memasak opor ayam dan sayur rebung selalu digunakan santan atau santen.  Santen bermakna nyuwun ngapunten atau mohon maaf atas semua kesalahan.

5. Telor bumbu petis

Telor bumbu petis,  sumber gambar: endeus tv
Telor bumbu petis,  sumber gambar: endeus tv


Telor yang digunakan sebagai bahan memasak melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Dengan menyajikan telor bumbu petis  diharapkan nantinya kita tetap terus diberikan kesuburan juga kemakmuran ke depannya.

Di masa kecil saya dulu, saling memaafkan pada sesama tidak hanya diwujudkan dengan saling menghantarkan ketupat,  tapi juga  dengan menggantung kupat dan lepet di tiap pintu masuk rumah. Maknanya pemilik rumah mohon maaf pada siapa saja atas semua kesalahan yang telah diperbuat.

Zaman dulu lepet dan ketupat digantung di depan rumah,  sumber gambar: Pati News
Zaman dulu lepet dan ketupat digantung di depan rumah,  sumber gambar: Pati News

Demikian sedikit ulasan  tentang Rioyo Kupat  atau Lebaran Ketupat yang biasanya dilaksanakan di sekitar hari ke tujuh bulan Syawal di daerah saya. 

Betapa sejak dulu para pendahulu kita tidak hanya mengajarkan tentang kerendahan dan kelapangan hati, untuk saling memaafkan,  namun juga mengingatkan pada hakekat perjalanan hidup manusia yang akhirnya akan kembali pada Sang Khalik.

Dan jika dikaji, semua berintikan pada keseimbangan antara habluminallah dan habluminannas

Nah,  bagaimana Lebaran Ketupat di daerah sahabat Kompasiana?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun