Debit air petirtaan Jolotundo konstan, Â dalam arti tidak pernah berkurang meskipun musim kemarau.Â
Dalam sebuah artikel ilmiah "Kajian Nilai pada Mitos dan Tradisi di Kawasan Candi Jolotundo" karya Lestari (2021), dijelaskan ada tiga jenis air yang keluar dari sumber air Jolotundo, yaitu air minum, air bersih, dan air irigasi.
Air minum digunakan untuk minum masyarakat setempat dan dipercaya masyarakat sebagai obat berbagai macam penyakit.Â
Air bersih atau air suci digunakan untuk mandi supaya bersih hati, pikiran, perilaku, maupun kulitnya.
Masyarakat juga percaya bahwa mandi dengan air dari sumber air Jolotundo  membuat kulit kencang dan awet muda.  Karenanya banyak yang melakukan ritual mandi secara berkala di sana.Â
Sedangkan air irigasi digunakan untuk tanaman dan pertanian.Â
Melihat fungsinya yang begitu banyak tak heran masyarakat setempat sangat menjaga dan melestarikan Jolotundo beserta alam di sekitarnya.
Karena kami datang ke sana tidak untuk mandi, Â maka kami cukup menikmati sajian keindahan alam sekitar, juga ikan ikan yang besar besar dan jinak dalam kolam.
Pohon-pohon besar dan tinggi begitu banyak di sekitar kami membuat suasana terasa demikian sejuk. Â Beberapa gazebo dibangun untuk duduk-duduk sambil melihat petirtaan dari kejauhan.