Harga tanda masuk tidak mahal, Â cukup Rp 10.000,00 perorang. Setelah mengisi buku tamu kami diizinkan masuk.Â
Begitu masuk lokasi bau dupa menguar dari arah petirtaan. Â Suasana terasa sedikit mistis. Â Karena banyak warga yang percaya akan kesakralan petirtaan ini maka untuk masuk petirtaan ada banyak peraturan yang harus ditaati. Â Peraturan itu dipasang di dekat pintu masuk etirtaan Jolotundo.Â
Tentang Petirtaan Jolotundo
Petirtaan Jolotundo adalah bangunan peninggalan Raja Udayana dari Bali yang diperuntukan bagi Raja Airlangga setelah dinobatkan menjadi Raja Sumedang Kahuripan.Â
Jolotundo berasal dari kata jolo yang artinya air dan tundo artinya undak undakan. Â Karenanya bangunan ini berupa kolam air yang berundak undak. Â Lokasi petirtaan Jolotundo berada di bukit Bekel, lereng barat Gunung Penanggungan.
Tepatnya di Dukuh Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Mojokerto, Jawa Timur.Â
Gunung Penanggungan adalah gunung yang kaya akan sutus-situs bersejarah. Â Banyak ditemukan candi atau peninggalan bersejarah yang lain seperti yang diterangkan di salah satu tempat beristirahat.Â
Petirtaan Jolotundo berupa kolam kira-kira berukuran 6m x 8m dan di bagian atasnya terdapat dua bilik pancuran. Â Sebelah kiri adalah bilik tempat mandi perempuan sementara sebelah kanan tempat mandi laki- laki.Â
Sumber mata air petirtaan Jolotundo memiliki kualitas air yang sangat bagus, karena banyak mengandung mineral yang diperlukan tubuh. Â Bahkan beberapa literatur mengatakan bahwa air Jolotundo termasuk salah satu air dengan kualitas terbaik di dunia.Â
 Karenanya tak heran banyak orang datang membawa jerigen untuk mengambil air tersebut. Bahkan pedagang di pintu masukpun banyak yang menjual jerigen untuk menampung air.Â