Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Jolotundo, Sejuknya Petirtaan di Kaki Gunung Penanggungan

8 Mei 2022   16:06 Diperbarui: 8 Mei 2022   16:08 1533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menampung air dalam jerigen,  dokumentasi pribadi 

Di H+4 Lebaran kami mengadakan perjalanan tadabbur alam ke Petirtaan Jolotundo.  

Tadabbur alam adalah sebuah proses untuk merenungi dan menghayati segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, yang telah diciptakan oleh-Nya, yang bertujuan untuk lebih mengenal alam, lebih dekat dengan alam, sehingga bisa menjaga dan melestarikan keberadaannya.

 Ya,  setelah bersilaturahmi selama beberapa hari,  kini saatnya bagi kami untuk membaca dan menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. 

Mengapa Jolotundo?  Alasannya sederhana,  karena mudah dijangkau dan letaknya yang tak jauh dari Mojosari, tempat tinggal adik saya. 

Akses jalan menuju petirtaan beraspal bagus,  sehingga dengan bersepeda motor selama kurang lebih 45 menit  kami sudah sampai di petirtaan. 

Jalanan masih sepi,  dokumentasi pribadi 
Jalanan masih sepi,  dokumentasi pribadi 

Berenam kami berangkat dengan tiga sepeda motor. Gunung Penanggungan tampak berdiri kokoh di depan kami.  Sepanjang perjalanan mata dimanjakan dengan indahnya pemandangan desa.  Betapa teduh rasanya melihat sawah-sawah dan hijaunya pepohonan.  

Suasana lebaran membuat jalan masih sepi.  Kendaraan yang melintas masih begitu jarang. Sehingga kami sesekali bisa memotret alam sekitar yang tersaji demikian cantik.

Sampai di sebuah pertigaan ada tanda yang menunjukkan arah menuju petirtaan Jolotundo. Kami segera mengambil jalan ke kiri. Jalannya agak menanjak, sehingga harus lebih berhati-hati.  Dan akhirnya sampailah kami di pintu masuk Petirtaan. 

Menuju petirtaan,  dokumentasi pribadi 
Menuju petirtaan,  dokumentasi pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun