Di masa hidupnya, selain menggambar Herge juga suka berjalan-jalan di pinggiran kota, bercocok tanam, mengoleksi barang-barang seni, dan mendengarkan musik jazz.
Herge tidak suka tampil di publik, dan sebagian besar waktunya digunakan untuk secara pribadi membalas surat dari penggemarnya.
Baginya, "Jika tidak membalas surat dari anak-anak itu berarti mengkhianati mimpi mereka."
Dalam tulisan saya yang lain tentang tentang Tintin terdapat cerita yang mengharukan tentang Herge dan seorang penggemarnya.
Salah satu penggemar Herge adalah mahasiswa  universitas  Bordeaux Perancis  yang bernama Jean Taure de Bessat . Pada tahun 1962 Jean  berkirim surat pada Herge meminta dimasukkan dalam salah satu adegan komik Tintin. Ia ingin bersalaman dengan Kapten Haddock yang menjadi idolanya.
Dalam suratnya Jean juga menyertakan fotonya sebagai bahan untuk menggambar. Herge menyanggupi namun baru pada tahun 1968 Jean dimunculkan sebagai reporter dari Jawa dalam komik Tintin berjudul Penerbangan 714 ke Sydney.Â
Herge segera menyurati Jean untuk memberitahu bahwa Jean sudah dimasukkan dalam komiknya.
Ternyata surat Herge tak kunjung berbalas. Mengapa? Ternyata di tahun 1965 Jean telah meninggal dalam sebuah kecelakaan. Tiga tahun setelah ia berkirim surat. Pemuda malang ini tidak pernah tahu bahwa dirinya dimasukkan dalam komik Tintin dan sedang bersalaman dengan Kapten Haddock idolanya.
Herge meninggal pada tanggal 3 Maret 1983 karena sakit leukemia. Karya lain yang ditinggalkan Herge juga banyak tapi tidak seterkenal Kisah  Petualangan Tintin.
Sejak 1929 hingga kini, lebih dari 270 juta eksemplar Komik serial Petualangan Tintin telah terjual dan telah diterjemahkan ke lebih dari 110 bahasa, termasuk ke dalam Bahasa Indonesia.
Herge telah tiada namun karya-karyanya tetap setia menghibur penggemarnya di seluruh dunia.
Selamat Berakhir pekan..:)