Sabtu pagi itu, seperti biasanya saya bersih-bersih rumah, memasak dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya. Hari Sabtu membuat pekerjaan bisa dilakukan lebih santai. Ya, tidak perlu tergesa-gesa berangkat sekolah.
Aktivitas berjalan biasa -biasa saja. Tapi sesudah sarapan pagi saya tiba-tiba merasakan tubuh agak "semriwing".Eh, rasanya kok aneh ya, masa mau kena flu? pikir saya.Lama-lama ditambah dengan rasa ngilu di persendian kaki, maupun badan. Dan, akhirnya beberapa jam berikutnya tiba- tiba badan saya terasa panas.
Waduh, flu beneran ini...Saya segera minum parasetamol.
"Vitamin C Buk, " kata anak saya sambil menyodorkan tablet hisap.
Sambil merasakan nggreges pikiran saya tidak karuan. Sebab sejak Jum'at sekolah melaksanakan PTM 50 persen dikarenakan beberapa siswa terkonfirmasi positif.
Grup whatsapp sekolah sejak kemarin juga ramai. Banyak orang tua yang memintakan izin bagi anaknya untuk tidak masuk karena demam, batuk atau sakit tenggorokan.
Karena demam belum juga reda malah ditambah batuk-batuk, hari Senin saya putuskan untuk swab ke apotek terdekat. Kebetulan apotek yang lokasinya tak jauh dari rumah juga melayani swab.
Jam 9 saya berangkat bersama anak saya. Ternyata antrean swab panjang sekali. Beberapa tampak sakit seperti saya, beberapa sehat. Mungkin untuk melengkapi berkas berkas tertentu.
Karena sudah melakukan reservasi secara online saya segera dilayani. Hasil swab keluar kurang dari 15 menit kemudian. Alhamdulillah hasilnya (-), tapi harus tetap hati-hati, banyak makan, minum obat dan vitamin sesuai aturan, juga sementara harus istirahat, karena menurut teman yang juga petugas UKS, itu khas gejala omicron ringan.
Bersamaan dengan itu, di sekolah saya juga dilakukan swab pada semua guru dan karyawan serta kelas-kelas yang melaporkan bahwa ada siswanya yang positif. Swab dilakukan mulai pukul 09.00 oleh petugas dari puskesmas terdekat.Hasil swab langsung diberitahukan hari itu juga. Dan memang ada tambahan jumlah siswa bahkan ada guru yang positif. Dan sebagian besar tanpa gejala.
Melihat kondisi ini, demi keamanan sekolah menetapkan untuk sementara waktu seluruh siswa harus belajar daring dari rumah. Â Sebagian guru masuk , sebagian lagi mengajar dari rumah dan guru-guru serta karyawan yang belum melaksanakan booster segera didaftarkan untuk mengikuti booster.
Pandemi ini belum usai. Entah sampai kapan virus ini bermutasi dan bermutasi.Hari-hari kemarin memang ada sedikit abai dari kita saat gelombang kedua mereda.
Saat itu di jalan-jalan mulai banyak orang berlalu lalang tanpa masker. Budaya cuci tangan tiap masuk toserba atau kantor sedikit diabaikan, dan akibatnya ketika virus bermutasi, kita dibuat terkaget- kaget oleh begitu cepatnya penyebarannya.
Angka-angka yang terpampang di berbagai media tentang jumlah yang terkonfirmasi positif terus bertambah meski di sisi lain kesembuhan juga naik.
Angka-angka tersebut hanya menampilkan sebagian dari kenyataan sesungguhnya yang sangat mungkin jauh lebih besar? Ya, bukankah banyak juga yang sakit flu, tapi tidak mempunyai biaya untuk swab? Atau orang tanpa gejala yang diam-diam terkonfirmasi positif?
Menanamkan disiplin prokes di sekolah terutama pada siswa adalah hal yang sangat penting jika hendak melaksanakan PTM. Sebagus apapun sarpras sekolah tanpa kesadaran dari masing- masing individu masih membuka celah bagi penyebaran virus ini.
Sebagai contoh kurangnya kesadaran, di saat gencar- gencarnya melaksanakan anjuran jaga jarak, saya malah menemukan dua siswa 'gelut-gelutan' rebutan topi. Â Satu topi temannya dilempar ke atas lalu dua anak ini berebut untuk menangkapnya.
"Mana jaga jaraknya?" tegur saya agak marah.
"Maaf Bu.. Lupa, "
 Duuuh.. Padahal jaga jarak adalah hal yang pertama ditekankan pada siswa begitu PTM dilaksanakan.
Ya, pandemi ini belum berlalu, mari tetap tingkatkan kesadaran untuk taat prokes , melakukan gaya hidup sehat sehingga bisa memutus rantai penyebaran virus ini.
Akhirnya dengan disiplin yang ketat dan kerjasama yang baik insya Allah kita pasti bisa menghadapi segala tantangan tak terkecuali pandemi ini. Bukankah Allah berjanji bahwa Dia tidak akan membebani manusia di luar batas kemampuannya?
Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan keselamatan..:)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI