Cenil biasanya terbuat dari singkong atau tepung ketan dan kanji yang diberi warna-warni sebelum dimasak. Rasanya kenyal dan manis. Seperti halnya lupis, cenil dihidangkan dengan taburan kelapa dan cairan gula merah. Cenil yang lengket menunjukkan rasa persatuan dan kerukunan dalam masyarakat Jawa.
3. Gatot
Gatot terbuat dari singkong dan agak lama dalam proses pembuatannya. Singkong dikupas lalu dijemur menjadi gaplek. Setelah itu direndam dalam air, dipotong potong, dicampur sedikit gula dan dikukus.
Tampilan gatot sedikit kurang menarik. Hitam kecoklatan dan agak kenyal. Kata gatot pernah diplesetkan berasal dari kata gagal total, ditujukan pada singkong yang tidak bisa tumbuh maksimal.
Mungkin makna yang terkandung dalam jajanan ini adalah sejelek apapun manusia dia masih bisa memberikan manfaat bagi yang lain.
4. Tiwul
Saat penjajahan Jepang, karena beras tak terjangkau akhirnya banyak orang beralih ke tiwul untuk makanan sehari-hari. Jadi sebenarnya tiwul menyimpan cerita keprihatinan masyarakat Indonesia kala itu.
Tiwul terbuat dari singkong yang dijemur dijadikan gaplek. Gaplek ini kemudian ditumbuk dan dikukus. Jika ingin lebih gurih bisa diberi sedikit garam atau diberi sedikit gula merah supaya manis. Supaya mantap, menghidangkannya ditambahi parutan kelapa di atasnya.
Penyajian jajan pasar biasanya diletakkan dalam sebuah pincuk. Pincuk berasal dari kata pinten- pinten cukup (Jawa), maksudnya agar kita selalu bersyukur dan merasa cukup atas rezeki yang diberikan oleh Allah swt.
Tentang Pala Pendem
Pala pendem berisikan umbi-umbian yang buahnya diambil dari dalam tanah. Seperti pohong, telo kaspe, bentul, mbothe, kacang juga waluh. Tidak kalah dengan jajan pasar, pala pendem juga menyimpan filosofi tertentu.Apa maknanya?