Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jajan Pasar, Tumpeng Pala Pendem dan Filosofinya

29 Januari 2022   10:20 Diperbarui: 29 Januari 2022   10:41 3239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot, sumber gambar : bloggunungkidul.wordpress.com

Apa yang menarik saat sekolah menerima kedatangan tamu? Banyak. Yang jelas tampak adalah persiapan yang sebaik-baiknya mulai dari kebersihan, penerimaan tamu, persiapan penyambutan oleh siswa, penataan acara, juga yang tak kalah penting adalah persiapan hidangan.

Dalam beberapa kali acara di sekolah, yang menarik perhatian saya adalah selalu ada jajan pasar dan tumpeng pala pendem di antara banyak hidangan yang disajikan.

Jajan pasar dan tumpeng pala pendem biasanya dihidangkan dalam tampah yang diberi hiasan untuk mempercantik penampilannya.

Mengapa keduanya selalu muncul? Dalam tradisi Jawa, menyediakan jajan pasar dan pala pendem dalam sebuah acara tidak sekedar berarti menyajikan makanan.
Kehadiran tumpeng  pala pendem dan jajan pasar di acara-acara penting memiliki filosofi yang begitu dalam.

Tentang Jajan Pasar

Gatot, sumber gambar : bloggunungkidul.wordpress.com
Gatot, sumber gambar : bloggunungkidul.wordpress.com
Jajan pasar biasanya terdiri atas lupis, cenil, tiwul, gatot, horog-horog, kadang ada juga klepon. Jajan pasar biasanya dihidangkan dengan taburan kelapa dan disiram gula merah sehingga membuat rasanya demikian maknyus.Namun tahukah sahabat kompasianer  bahwa di balik kelezatannya ada pesan tertentu di balik jajan pasar itu? Berikut adalah sebagian di antaranya:

1. Lupis

Lupis adalah makanan yang terbuat dari ketan yang berbentuk silinder atau segitiga. Lupis diperkirakan sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Penyajian lupis  biasanya dipotong-potong (lupis silinder) atau dibiarkan utuh ( segitiga). Yang saya ingat sampai sekarang penjual lupis di pasar selalu memotong lupisnya dengan menggunakan benang, bukan pisau. Unik sekali.

Beras ketan yang menempel erat satu dengan yang lain pada lupis memberikan pelajaran tentang rasa persatuan, persaudaraaan dan kepedulian terhadap sesama yang tak mudah digoyahkan.

2. Cenil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun