Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebahagiaan dalam Secangkir Teh Hangat

10 Januari 2022   18:46 Diperbarui: 10 Januari 2022   19:43 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Secangkir teh hangat, dokumentasi pribadi

Siang itu jadwal kegiatan saya begitu padat. Sesudah pembelajaran selama dua jam, saat istirahat ada webinar yang harus di ikuti, sementara koreksian pekerjaan siswa lumayan banyak.

Seperti biasanya saya mengambil tempat duduk di pojok perpustakaan. Tempat yang ternyaman menurut saya.

Dengan headset di kepala saya terus melakukan koreksi. Satu keuntungan di masa pandemi ini adalah kami bisa melakukan lebih dari satu kegiatan dalam satu waktu. Koreksi pekerjaan siswa sambil mengikuti webinar adalah sesuatu yang biasa.

Hari itu perasaan saya agak suntuk. Mungkin karena tadi waktu pembelajaran di kelas 9 agak banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas . Ah, pandemi kadang membuat siswa jadi agak manja. Mereka selalu minta untuk dimaklumi atas keterlambatan mengumpulkan tugas padahal tenggang waktu sudah diberi agak panjang.

Baru mengoreksi lima buku, tiba-tiba seorang siswa berdiri di depan saya. Dengan tatapan mata yang hangat dan tersenyum (saya yakin dia pasti tersenyum meski memakai masker) ia menyodorkan teh hangat dalam sebuah cangkir cantik berwarna merah.

"Ibu, silakan, saya tadi membawa teh hangat, "
Saya agak bingung menerimanya. Tumben ada siswa yang tiba-tiba memberikan teh hangat.
"Wah, ada apa ini? " tanya saya sambil menerima cangkir itu.
"Tidak ada apa-apa, ini teh buat Ibu, " katanya lagi. Bau teh beraroma melati langsung menguar. Harum teh kesukaan saya.

"Terima kasih ya.., " kata saya sambil tersenyum.
Siswa itu mengangguk lalu kembali ke tempat duduknya. Di sana sudah ada seorang temannya. Rupanya keduanya sedang mengerjakan tugas bersama.

Secangkir teh hangat, dokumentasi pribadi
Secangkir teh hangat, dokumentasi pribadi
Sambil minum teh hangat yang menyegarkan sesekali saya melihat ke arah dua anak yang sedang asyik dengan pekerjaan mereka. Di hadapan mereka tampak tempat minum berwarna senada dengan cangkir yang diberikan pada saya.Di depan masing- masing juga terdapat cangkir yang sama dengan cangkir yang diberikan pada saya.Sepertinya tempat minum baru. Satu set antara tempat minum dan cangkir nya, pikir saya.

Seteguk demi seteguk teh hangat masuk kerongkongan dan membuat mood saya jadi lebih baik. Tak henti-hentinya saya berpikir kenapa tiba-tiba ada siswa yang begitu berbaik hati pada saya dengan memberikan secangkir teh hangat .

Sampai akhirnya saya pada satu kesimpulan, mungkin siswa tadi begitu gembira dibelikan tempat minum baru oleh ibunya, dan ingin mencoba peralatan minum tersebut dengan orang sekitarnya. Kebetulan yang ada di dekatnya adalah saya, maka sayalah yang mendapat rezeki teh hangat itu.

Hmm, sebuah usaha yang demikian manis untuk berbagi kebahagiaan. Bahagia dengan peralatan minum baru, langsung ditularkan pada orang-orang sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun