Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Siapa Bilang Belajar Matematika Itu Tidak Penting?

29 Desember 2021   18:00 Diperbarui: 29 Desember 2021   18:03 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi matematika, Sumber gambar : Dawson College

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 10.00. Kami ibu- ibu PKK sudah siap di depan mikrolet. Ya, seperti yang dijanjikan, hari ini kami akan mengunjungi Bu Tono, tetangga yang pindahan sejak sebulan yang lalu.

Tradisi guyub rukun sudah diterapkan di hampir semua kampung di daerah kami. Jika ada tetangga merayakan kegembiraan kami akan datang bersama, demikian pula jika ada tetangga yang kesusahan kami juga akan mendatanginya.

Bu Tono sudah pindah sekitar sebulan yang lalu. Karena hujan deras sering melanda kota Malang, rencana kunjungan selalu tertunda dan baru bisa dilakukan pagi hari itu. Kami pilih pagi hari  karena di sore hari kemungkinan besar turun hujan

.Ketika jam sudah menunjukkan pukul 10.00 kamipun naik mikrolet. Karena peserta sudah tidak ada lagi, mikroletpun berangkat.

"Monggo Pak, bidhal.., " kata ketua rombongan.

Tanpa banyak kata pak sopir menghidupkan mesin dan mikroletpun melaju ikut meramaikan jalan di kota Malang yang menjelang akhir tahun ini semakin ramai.

Pembicaraan di dalam mikrolet begitu meriah. Maklumlah ibu-ibu. Ada yang membicarakan harga ayam, telur dan cabe yang kian meroket, ada yang bercerita rentang cucu. reunian dengan teman-teman SD, dan banyak lagi.

"Alamatnya mana Bu? " tanya Pak sopir ketika kami sudah hampir mencapai tempat yang dituju.

Bu Ruri ketua rombongan segera membuka HP nya.

"Niki Pak, jalan Tirtojoyo gang sebelas, " katanya kemudian. Bu Ruri menatap HPnya agak lama.

"Eee, kalau huruf X diikuti I itu sembilan atau sebelas ya? "tanya Bu Ruri ragu.

"Sebelas Bu Ruri, " kata saya.

Bu Ruri mengangguk dan segera mematikan HPnya.

"Leres Pak, Tirtojoyo gang sebelas. Nanti kami masuk sendiri, ditunggu depan gang saja ya, " lanjut Bu Ruri.

"Inggih, beres, " kata Pak Sopir sambil mempercepat jalan mikroletnya.

Sampai di Tirtojoyo kami mengamati gang-gang yang ada di sebelah kanan maupun kiri jalan. Jalan Tirtojoyo begitu ramai dan sempit, jadi jangan sampai kebablasan karena sulit untuk putar balik.

Gang satu, dua, tiga.... , tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, sebelas...

"Sampun Pak, stop.., " kata Bu Ruri. Mikrolet berhenti, namun kami tidak segera turun karena Bu Tono berjanji akan menjemput kami di depan gang.

"Telepon saja Bu Ruri, " kata anggota rombongan yang lain.

Bu Ruri segera membuka whatsapp dan melakukan panggilan

"Bu, kami sudah siap di depan gang.., " kata Bu Ruri.

"Lho, ini saya menunggu depan gang? " terdengar jawaban dari Bu Tono.

Kami menoleh ke kanan dan ke kiri. Namun tak nampak sama sekali sosok Bu Tono.

"Njenengan di mana? " tanya Bu Ruri lagi.

"Di bawah tulisan gang sembilan, "

"Lho.. Katanya gang sebelas? " tanya Bu Ruri heran.

"Lho kata siapa? Gang sembilan.. " tandas Bu Tono. Tanpa banyak kata kami minta Pak Sopir balik ke gang sembilan. Untung pak sopir sabar, setelah jalan lurus kami menemukan tempat yang agak longgar sehingga bisa putar balik.

Menjenguk  tetangga pindah rumah, dokumentasi pribadi
Menjenguk  tetangga pindah rumah, dokumentasi pribadi
Di depan gang Bu Tono sudah berdiri menyambut kami."Bu, katanya gang sebelas? " tanya Bu Ruri agak jengkel."Eh, saya tidak pernah ngomong gang sebelas, " jawab Bu Tono.

"Ini dia, " Bu Ruri menunjukkan alamat yang diberikan Bu Tono lewat whatsapp.

Di situ tertera Jl. Tirtojoyo gang XI no 45.

"Lha itu kan sembilan?" kata Bu Tono tak mau kalah.

"He..he.., lain kali kalau nulis angka biasa saja. Posisinya salah Bu,  kalau sembilan itu IX, kalau XI itu sebelas.., " lanjut Bu Ruri.

"Makanya.., dulu pas diterangkan matematika gak nyemak, " timpal seorang ibu.

Bu Tono tertawa menyadari kesalahannya diiringi tawa kami semua.

Gara gara salah posisi huruf I dan X, pak sopirnya jadi ribet..

He.. He... Siapa bilang matematika itu tidak penting?

Arti istilah:

Sampun : sudah

Monggo : mari

Niki          : ini

Njenengan : anda ( halus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun