Di masa menjelang penerimaan rapor ini, pemanggilan terhadap siswa yang bermasalah dilakukan dengan intensif. Ada yang diminta untuk mengerjakan tugas di sekolah, namun ada juga yang tugas dibawa pulang dan diserahkan hari berikutnya.
Masalah penagihan tugas pada siswa kelas delapan dan sembilan biasanya lebih mudah diatasi. karena siswa tidak segan untuk bertanya pada guru pengajar tentang tugas apa saja yang belum beres.
Untuk siswa kelas tujuh guru harus bekerja ekstra untuk menyelesaikan masalah yang ada. Mengapa?Â
Siswa kelas tujuh masih merasa enggan atau takut bertanya pada guru pengajar. Bisa dimaklumi karena mereka baru lulus SD.Â
Di SD siswa biasa belajar di bawah bimbingan beberapa guru, tiba-tiba di SMP harus menghadapi 11 guru dengan karakter yang berbeda.
Bagaimana tanggapan orang tua? Mayoritas orang tua sangat mendukung dan berjanji untuk membantu mengawasi siswa dalam menyelesaikan tugas.Â
Ya, masalah yang berkaitan dengan siswa tentunya memerlukan kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua .
Meski dalam pelaksanaannya ada juga orang tua yang tidak berkenan jika diberitahu bahwa nilai putera puterinya bermasalah, namun semua bisa diselesaikan dengan baik melalui berbagai pendekatan.
Sebelum memberikan kembali tugas perbaikan, guru selalu memberikan motivasi pada siswa untuk selalu rajin belajar.Â
Pandemi telah membuat mereka jadi agak lebih santai dalam keseharian. Kini saatnya mereka harus memperbaiki diri. Menata ulang jadwal sehari-hari yang banyak magernya, membereskan semua tugas, tidak suka menyia-nyiakan waktu dan mengurangi bermain game.
Pada prinsipnya, sebelum penerimaan rapor, semua tugas harus tetap dikerjakan meskipun terlambat, karena nilai tidak diberikan secara cuma-cuma.