Siang itu pembelajaran matematika sedang membahas materi himpunan. Bu guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan tiap kelompok beranggotakan 4 orang. Karena siswa yang masuk hanya separo maka jumlah siswa dalam kelas adalah 16. Jadi pas untuk empat kelompok.
Hari ini tantangan dari bu guru adalah siswa diminta melakukan survei pada teman tentang apa saja. Materinya boleh memilih sendiri, dengan tiap materi ada tiga pilihan. Survei boleh dilakukan dengan cara apa saja, dan hasil survei dinyatakan dalam bentuk tabel dan diagram Venn.
Sesudah berdiskusi singkat, akhirnya diambil kesepakatan tentang topik yang akan disurvei, di antaranya:
Kelompok 1 tentang minuman kegemaran
Kelompok 2 tentang bacaan yang disukai
Kelompok 3 tentang makanan yang disukai
Kelompok 4 tentang hobby
Siswa segera merancang teknik survei yang akan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan tiga pilihan dari tiap topik tersebut. Pilihan pada tiap topic maupun teknik survei  bebas.
Ada yang memberikan pilihan kopi, milkshake dan boba untuk topic minuman kegemaran. Ada pula yang memberikan pilihan nasi goreng, samyang dan spaghetti untuk makanan kegemaran. Â Benar-benar khas dunia mereka.
Dengan penuh semangat siswa saling mensurvei. Sesudah data yang diinginkan terkumpul siswa bergabung dengan kelompoknya untuk membuat laporan. Laporan dibuat di kertas HVS dalam bentuk tulisan tangan.
Di akhir pembelajaran siswa mengumpulkan laporan masing-masing kelompok. Bagaimana tampilannya? Wow, meriah. Ternyata laporan dihias dengan menggunakan spidol warna-warni atau tempelan kertas .
proses survei, kebenaran dan kerapian laporan.
Metode survei pun bermacam-macam. Ada yang bertanya langsung pada teman, membuat list di grup whatsapp, membuat google form bahkan japri untuk siswa yang belajar di rumah. Bu guru tampak puas dengan hasil pekerjaan anak anak. Penilaian tugas dititik beratkan pada tiga hal yaitu***
Di atas adalah contoh penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam matematika. Akhir-akhir ini pembelajaran berdiferensiasi sering didengung-dengungkan di sekolah. Dalam beberapa kali workshop atau pelatihan sering dibahas masalah ini.
Apakah sebenarnya pembelajaran berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi semua perbedaan siswa, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.
Pembelajaran diferensiasi memberikan layanan belajar yang berbeda pada siswa karena menyadari bahwa setiap siswa adalah individu yang unik, tidak sama satu dengan yang lain.
Untuk memahami kondisi siswa, maka di awal pembelajaran guru melaksanakan test diagnostik. Tes awal ini berguna untuk mengetahui minat, gaya belajar juga hal-hal lain yang berkaitan dengan belajar siswa di rumah.
Dalam pembelajaran sehari-hari ada siswa yang lebih mudah menerima materi pelajaran dengan mendengar (anak dengan gaya belajar auditori) , dengan melihat ( anak dengan gaya belajar visual) atau dengan praktik dan gerakan (anak kinestetik)
Semua mempunyai kekhasan masing-masing, dan pada mereka guru berusaha memberikan layanan yang sesuai, agar semua bisa belajar dengan maksimal.
Ada tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi yaitu :
1. Diferensiasi konten, di mana siswa bebas menentukan materi apa yang akan dipelajari.
2. Diferensiasi proses , siswa bisa memilih proses belajarnya sendiri
3. Diferensiasi produk, siswa bisa memilih jenis tagihan apa yang akan dikumpulkan.
Tentunya semua berjalan dengan arahan yang diberikan guru, hanya saja dalam pembelajaran berdiferensiasi guru memberikan ruang gerak yang 'lebih' pada siswa dalam belajar, sehingga siswa bisa mengeksplor kelebihan yang dimilikinya.
Bagaimana penerapannya?
Misal dalam pembelajaran IPA guru memberikan tugas pada siswa untuk meneliti ciri-ciri tanaman yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Dalam hal ini guru sedang melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi konten. Karena yang dipelajari siswa pasti bermacam-macam tanaman. Berbeda antara satu siswa dengan yang lainnya, namun tetap dalam topik yang sama yaitu meneliti ciri ciri tanaman.
Pada pembelajaran himpunan di atas, guru sedang melakukan pembelajaran berdiferensiasi proses karena proses siswa dalam mencari data dan menyajikannya berbeda-. beda.
Seandainya pada pembelajaran di atas  laporan diminta  dalam beberapa bentuk, misalnya dalam bentuk gambar atau presentasi, berarti guru melakukan pembelajaran berdiferensiasi produk.
Ada banyak keunggulan dari pembelajaran berdiferensiasi, di antaranya adalah:
1. Siswa lebih memahami perbedaan di antara mereka sehingga bisa muncul saling menghargai dan saling mengisi
2. Siswa lebih percaya diri karena mereka belajar sesuai gaya mereka.
3. Siswa lebih bersemangat dalam belajar dan disiplin, karena mereka dihadapkan pada pilihan berdasarkan cara belajar mereka.
4. Bagi guru, bisa membuat guru lebih kreatif untuk menciptakan pembelajaran  bagi siswa yang memiliki gaya belajar berbeda-beda.
Pada akhirnya tujuan dari pembelajaran berdiferensisasi ini adalah agar siswa di dalam satu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif.
Tidak ada individu yang sama. Siswa dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda dan tumbuh dalam lingkungan yang berbeda pula. Karena itu cara memahami dan memecahkan masalah pun berbeda-beda.
Ya, perbedaan adalah keniscayaan. Adalah tantangan bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang menyenangkan dengan tetap mengakomodasi semua perbedaan yang ada dalam kelasnya.
Salam edukasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H