Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Sekolah Tanggap pada Masalah Menstruasi Siswa

14 Desember 2021   16:49 Diperbarui: 14 Desember 2021   22:15 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembagian zat besi lewat wali murid,| Dokumentasi pribadi

Dua siswa putri kelas 7 tampak bingung di depan toilet. Yang satu beberapa kali masuk kamar mandi satunya lagi menoleh ke kanan dan ke kiri seolah mencari barangkali ada ibu guru yang lewat.

"Ada apa, Nak?" tanya ibu guru yang kebetulan lewat.

"Oh, ini teman saya lagi 'dapat' Bu, dia tak punya persiapan," kata satu siswi sementara temannya masih berada di dalam kamar mandi.

Dengan sigap bu guru mengambil pembalut dari sebuah lemari kecil tak jauh dari kamar mandi. Mungkin karena bingung, siswa tadi tidak melihat keberadaan lemari kecil tersebut.

Begitu menerima pembalut siswa tersebut segera memberikan pada temannya.

"Terima kasih, Bu, " katanya lega.

Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Menstruasi juga bisa diartikan sebagai perdarahan vagina normal yang terjadi sebagai bagian dari siklus bulanan wanita.

Menstruasi pertama dialami wanita di rentang usia 8-15 tahun. Meski demikian rata-rata menarche (awal menstruasi) datang di usia 12. Perbedaan usia awal menstruasi bisa disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan.

Di usia SMP atau akhir SD biasanya anak perempuan mendapatkan menarche ditandai dengan adanya perubahan fisik yang menyertainya.

Saat menghadapi menstruasi pertama kadang ada rasa gelisah atau takut sehingga perlu kesiagaan orang tua atau orang terdekat untuk memberikan pengertian.

Perlu diberikan pengertian bahwasanya dengan menstruasi seorang perempuan mulai memasuki fase dewasa dan secara fisik sudah siap untuk menjadi seorang ibu.

Pun juga perlu diberikan pengetahuan tentang bagaimana menjaga kebersihan selama menstruasi. Karena penjagaan kebersihan berpengaruh pada kondisi kesehatan organ reproduksi wanita.

Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pemahaman bagaimana menjaga kesehatan dengan makan makanan yang bergizi, karena ditengarai sekitar 23% remaja putri di Indonesia mengalami anemia alias kurang darah.

Sumber gambar: BPS
Sumber gambar: BPS
Dengan jumlah remaja putri kurang lebih 21 juta, terdapat setidaknya 4,8 juta yang mengidap kekurangan jumlah sel darah merah yang mengandung protein hemoglobin (Hb). Anemia pada remaja putri disebabkan oleh asupan makanan rendah kandungan zat besi hewani maupun nabati.

Anemia pada remaja bisa menurunkan kemampuan daya ingat sehingga prestasi akademik tidak optimal. Selain itu, dampak anemia pada remaja putri berpeluang menimbulkan anemia ketika hamil.

Karena baru awal mendapatkan menstruasi, kadang siswa SMP kurang peka dengan tanda tandanya, sehingga sering dijumpai siswa yang tiba-tiba menstruasi di sekolah seperti cerita di atas.

Untuk itu ada beberapa hal yang dilakukan sekolah untuk tanggap menstruasi, diantaranya adalah:

1. Menyediakan kotak darurat yang berisi pembalut di toilet putri, sehingga untuk siswi yang tiba-tiba menstruasi di sekolah bisa mengambil pembalut di kotak tersebut. Bisa gratis, atau mengganti dengan sejumlah uang tertentu (Rp 1.000,00/Rp2.000,00). Uang yang terkumpul nanti dipakai untuk membeli pembalut lagi.

Kotak darurat menstruasi,| Dokumentasi pribadi
Kotak darurat menstruasi,| Dokumentasi pribadi
2. Menyediakan pinjaman bawahan (rok) untuk siswi yang tiba-tiba mengalami 'tembus'. Mengalami tembus adalah hal yang sangat tidak menyenangkan dan membuyarkan konsentrasi dan rasa percaya diri. 

Untuk kejadian seperti ini biasanya sekolah kami akan memberi pinjaman rok untuk dicuci dan dikembalikan sesudahnya.

Dari mana roknya diperoleh? Setiap kelulusan, sekolah menerima sumbangan seragam layak pakai dari siswa yang sudah lulus untuk adik-adik kelasnya. Beberapa dari sumbangan tersebut diberikan pada siswa yang membutuhkan,beberapa disimpan untuk dipinjamkan sewaktu-waktu ada masalah.

3. Memasukkan masalah menstruasi dan cara penjagaan kebersihannya dalam kegiatan keputrian. Keputrian adalah kegiatan yang dilaksanakan saat siswa putra melaksanakan sholat Jumat. Saat itu siswa putri berkumpul di aula untuk membahas segala hal yang berkaitan dengan masalah perempuan.

4. Menyediakan ruang UKS untuk siswa yang tiba-tiba mengalami dismenorea (rasa sakit karena menstruasi). Di UKS siswi dapat menggunakan minyak kayu putih untuk memberikan rasa nyaman sambil menunggu jemputan orangtua jika diperlukan.

5. Memberikan tablet zat besi pada siswa putri untuk mencegah anemia. Pemberian tablet zat besi diberikan secara berkala oleh sekolah dengan bekerja sama dengan puskesmas terdekat. 

Pembagian zat besi lewat wali murid,| Dokumentasi pribadi
Pembagian zat besi lewat wali murid,| Dokumentasi pribadi
Adalah hal penting bagi sekolah untuk tanggap terhadap menstruasi dan masalah-masalah yang menyertainya. Diharapkan dengan tanggapnya sekolah, masalah yang timbul berkaitan dengan menstruasi bisa diminimalisasi sehingga semua siswa dapat belajar dengan nyaman dan bisa mencapai hasil yang maksimal.

Sekian, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun