Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batik, Karya Seni yang Cantik dan Kaya Filosofi

4 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 4 Oktober 2021   12:04 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbusana batik untuk kegiatan keluar sekolah, dokumentasi pribadi 

Pagi ini tiba-tiba ada pemberitahuan lewat grup sekolah bahwa dalam memperingati Hari Batik Nasional semua guru wajib menggunakan batik bebas selama satu minggu ke depan. Menyenangkan sekali.  

Dengan mengenakan batik yang berwarna-warni suasana sekolah sungguh berbeda rasanya.  Lebih hangat dan ceria.

Setiap guru pasti punya beberapa koleksi baju batik.  Mengapa?  

Di setiap acara sekolah,  diklat atau workshop hampir bisa dipastikan kami harus mengenakan baju batik. Mengantarkan siswa outdoor learning ke museum , kebun raya atau tempat yang lain dresscodenya pasti batik. 

Ya,  atas batik dan bawah gelap adalah baju penting  kami selain seragam.  Kehadiran batik membuat suasana yang formal terasa lebih luwes.

Berbusana batik untuk kegiatan keluar sekolah, dokumentasi pribadi 
Berbusana batik untuk kegiatan keluar sekolah, dokumentasi pribadi 

Tentang Batik

Batik adalah seni menggambar di atas kain dengan menggunakan alat dan pewarna tertentu. 

Alat dan bahan untuk membatik adalah:

  • Kain mori
  • Canting
  • Malam atau lilin batik
  • Zat pewarna
  • Kompor kecil
  • Gawangan
  • Dingklik

Alat-alat membatik, Sumber gambar: Kompas.com
Alat-alat membatik, Sumber gambar: Kompas.com
Kesenian batik mulai dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit, dan mengalami perkembangan  pesat didaerah Jawa Tengah Surakarta dan Yogyakata, pada jaman kerajaan di daerah tersebut.

Kesenian batik mula-mula diperuntukkan keluarga kerajaan.  Tapi dalam perkembangannya batik juga mulai dikenakan oleh rakyat biasa.

Pada masa lampau para perempuan Jawa menggunakan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga saat itu pekerjaan membatik adalah pekerjaan khusus perempuan. Laki -laki mulai masuk dunia membatik sejak ditemukannya batik cap.

 Batik Malangan

Seiring berjalannya waktu,  batik berkembang luas di Indonesia dan tiap daerah memiliki kekhasan batiknya sendiri baik dari segi pewarnaan maupun motifnya.

Begitu kayanya akan motif batik bahkan dalam satu propinsi Jawa Timur saja ada berbagai motif batik. Diantaranya batik Lamongan,  Tuban,  Malang,  Banyuwangi,  Sidoarjo,  Surabaya,  Madura, Tulungagung dan banyak lagi.

Sebagai orang Malang  saya tentunya harus mengenal batik Malangan yang mempunyai ciri khas tersendiri. Adapun motif-motif yang menjadi ciri khas batik Malangan, di antaranya:

  • Mahkota

Bentuk mahkota dari Raja Gajayana ini menunjukkan harapan untuk mencapai kejayaan bagi para pemakainya. Raja Gajayana adalah raja yang membawa kerajaan Kanjuruhan mencapai kejayaannya.

Satu desain batik Malangan, Sumber gambar: Lensa Budaya
Satu desain batik Malangan, Sumber gambar: Lensa Budaya
  • Tugu Malang

Selain menjadi ikon kota Malang, motif Tugu dipilih karena mencerminkan kekuasaan wilayah, ketegaran dan keperkasaan.

  • Bunga Teratai

Jika kita berjalan-jalan ke Tugu Malang akan kita dapati bunga teratai yang bermekaran di kolamnya. Bunga Teratai dalam batik Malangan menggambarkan suatu keindahan alam yang penuh kesuburan.

  • Rumbai Singa

Rumbai singa pada batik Malangan melambangkan jiwa masyarakat Malang yang pemberani, memiliki semangat membara, dan pantang menyerah.

  • Arca

Arca candi Singosari yang dijadikan motif batik ini menunjukkan dulu pernah ada kerajaan besar di Malang yaitu kerajaan Singosari

  • Sulur-sulur

Sulur-sulur melambangkan kehidupan yang tak abadi. Satu generasi akan selalu diteruskan oleh generasi berikutnya yang terus maju untuk melestarikan tujuan kehidupan.

  • Topeng Malangan

Mengingatkan bahwa Malang memiliki kesenian khas yaitu Topeng Malangan. Kesenian ini sudah ada sejak masa Kerajaan Kanjuruhan pada abad 8 Masehi dan menjadi salah satu bagian ritual suci peribadatan.

Seragam Batik Malangan biasanya kami kenakan pada hari Kamis minggu pertama setiap bulan, sedangkan Kamis yang lain kami mengenakan batik bebas.

Dalam batik Malangan dan tentunya batik-batik yang lain terkandung filosofi, harapan, kearifan lokal dan budaya yang diangkat melalui karya seni yang demikian indah. 

Batik tidak hanya cantik tapi juga menyimpan filosofi yang tinggi di dalamnya.

Oleh UNESCO batik telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.  Karena itu sudah selayaknya kita bangga untuk mengenakan batik .

Di samping karena  merupakan salah satu kekayaan budaya Nusantara, batik membuat penampilan kita tampak apik, cantik dan menarik.

Selamat Hari Batik Nasional  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun