Siang itu kami sedang ngobrol di ruang guru tentang bunga kecombrang. Â Mengapa kecombrang? Â Ternyata tanpa sepengetahuan kami di daerah gazebo sekolah dekat kolam ikan banyak tumbuh tanaman kecombrang yang bunganya sudah bermekaran. Warnanya indah merah menyala dan dulu sering dijadikan hiasan di vas terutama saat sekolah kedatangan tamu.Â
Obrolan tentang kecombrang sebagai hiasan ternyata merembet pada kecombrang sebagai bahan makanan. Â Nah, Â ini yang menarik. Â Salah seorang teman bercerita bahwa dia sering memasak bunga kecombrang.Â
Benar-benar hal baru bagi kami. Masa bunga secantik itu bisa dimakan?
Sebagai guru Biologi teman saya ini banyak bercerita tentang tanaman kecombrang. Â Sambil bercerita, kami bersama-sama ke gazebo untuk mengeksplor langsung Nona Kecombrang nan cantik.Â
         Tentang Kecombrang
Kecombrang atau yang memiliki nama Latin Etlingera elatior ini adalah jenis tanaman rempah yang banyak ditemukan di berbagai daerah Indonesia, terutama Sumatera dan Jawa.
Tanaman kecombrang berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Jika batangnya sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe atau lengkuas, dengan tinggi mencapai 5 meter.
Dalam bahasa Inggris, kecombrang dikenal dengan istilah torch ginger yang diambil dari bentuk kuncup bunganya yang berwarna merah menyerupai obor. Selain itu beberapa orang juga mengenalnya sebagai red ginger lily.
Bagian kecombrang yang bisa dimanfaatkan adalah bunganya, daun juga batangnya.
Tanaman rempah ini banyak dijadikan sebagai campuran atau bumbu penyedap yang memberikan aroma dan rasa yang khas pada masakan, juga bagian daunnya bisa disayur. Kecombrang dikenal dengan banyak istilah lain, seperti kantan, honje, kincung, asam cekala, atau sambuang.
Kecombrang ternyata banyak mengandung zat-zat yang bermanfaat , di antaranya adalah: Air, Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, Kalsium, Fosfor, Zat besi, Kalium, Retinol (Vit. A), Beta karoten, Karoten), Thiamin (Vit. B1), Riboflavin (Vit. B2), Niacin (Vit. B3), Vitamin C.Â