Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jika Konten Sudah Dikorbankan, Haruskah Pendidikan Karakter Juga Mengalami Penurunan?

11 Juni 2021   18:13 Diperbarui: 12 Juni 2021   10:02 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar dari rumah (sumber: Envato Elements)

Beberapa hari terakhir ini adalah hari yang begitu sibuk bagi sekolah. Ya, sebentar lagi rapor akan dibagikan. Rapor yang akan menentukan siswa layak atau tidak untuk naik ke tingkat selanjutnya.

Setelah melalui PAT (Penilaian Akhir Tahun) selama satu minggu, kami mulai menginput nilai, baik nilai tugas, ulangan harian, maupun nilai ujian akhir semester. Pembelajaran di tahun pelajaran 2020/2021 adalah full daring.

Beberapa sekolah termasuk sekolah saya memang sudah mulai melakukan uji coba PTM. Tapi itu dimulai bulan Ramadhan dan langsung dilanjutkan dengan PAT. Sehingga PTM tidak begitu berpengaruh pada hasil belajar siswa selama setahun ini. 

 Ada dua catatan penting yang dijumpai dalam penginputan nilai akhir di akhir tahun pelajaran ini, yaitu:

1. Masalah nilai

Nilai siswa banyak yang bolong-bolong alias tidak mengerjakan ulangan atau tugas. Sebenarnya pada siswa sudah berkali kali diingatkan, tapi godaan pembelajaran pada siswa demikian besarnya. Sambil membuka hp mereka bisa membuka yang lain-lain sehingga akhirnya tugas terbengkalai. 

Pengakuan ini kami dapatkan langsung ketika mewawancarai siswa yang bermasalah. Banyak orang tua merasa kecolongan. Sudah menyediakan sarana baik hp atau laptop juga paket data, namun karena tidak diawasi siswa memanfaatkannya untuk hal-hal lain, bukan untuk pembelajaran.

2. Jumlah ketidakhadiran atau absen lumayan tinggi

Banyak siswa menyepelekan kehadiran saat pembelajaran, baik di LMS atau zoom meeting dengan berbagai alasan. Alasan yang paling banyak digunakan adalah ketiadaan paket data. Ini masih bisa dimaklumi, barangkali di masa pandemi beberapa orang tua mengalami kesulitan ekonomi.

Namun ada juga yang menggunakan alasan lupa atau ketiduran. Ini yang sering membuat gemas. Pembelajaran di masa pandemi dimulai pukul 08.00 hingga pukul 12.00. Masa jam segitu masih ketiduran?

Saya sangat setuju dengan tulisan kompasianer Selvia Indrayani yang mengatakan bahwa di era pandemi ini pembelajaran harus mengutamakan kejujuran. Mengerjakan ujian di rumah sangat membuka peluang untuk mendapatkan bantuan dari orang lain ataupun browsing.

Dukungan orang tua untuk mengajak anak bersikap jujur sangat diperlukan. Betapa pentingnya menanamkan karakter jujur sejak kecil agar siswa bisa menjadi penerus yang baik kelak.

Di samping dukungan orang tua, guru juga harus berusaha mempersempit kesempatan untuk berbuat tidak jujur. Salah satu caranya adalah dengan mengubah bentuk soal ulangan atau tugas.

Daripada memberikan soal yang sekedar menguji pengetahuan lebih baik memberikan tugas yang bermakna, yang bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan.

Dengan tugas yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari siswa bisa bebas mengakses pengetahuan lewat internet atau bertanya pada siapapun, lalu menggunakan pengetahuan yang diperoleh tersebut untuk memecahkan masalah.

Contoh tugas yang bermakna pernah saya tulis di kompasiana dengan judul "Integrasi Body Mass Index dalam Pembelajaran Materi Statistika".

Dalam tugas tersebut siswa tidak hanya memahami apa yang dimaksud dengan mean, median dan modus, tapi juga memahami pentingnya menjaga kesehatan terutama di era pandemi ini.

Kalau boleh saya tambahkan di samping karakter jujur, yang sangat penting ditanamkan sekarang di samping karakter-karakter baik yang lain adalah karakter disiplin dan tanggung jawab. 

Betapa banyak siswa yang tidak disiplin dengan tidak masuk kelas online tepat waktu dengan berbagai alasan yang kadang sulit diterima. Ketidak disiplinanan akhirnya membawa mereka untuk tidak bertanggung jawab pada tugas yang diberikan. Akhirnya tanggungan tugas menumpuk, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit. 

Menumpuknya tugas di akhir semester adalah hal yang sering terjadi di pembelajaran normal, dan di saat pandemi seperti ini jumlah siswa yang tugasnya menumpuk jauh lebih banyak.

Tugas guru di akhir semester terutama walikelas adalah menjadi 'tukang tagih'. Tentu saja, karena jika guru mapel sudah mentog menagih tugas ke siswa dan tidak mendapat tanggapan, jalan terakhir lari ke wali kelas. Satu trik saya sebagai walikelas, tagihan tugas saya share di grup orang tua karena dishare lewat grup siswa kadang tidak begitu ditanggapi.

Membuat orang berkarakter adalah tugas pendidikan. Esensi pendidikan adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu manusia yang baik dan berkarakter.

Mantan presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt mengatakan bahwa "mendidik seseorang tanpa mendidik karakternya adalah cara mendidik yang menyebabkan ancaman terhadap lingkungan masyarakat". Sepandai apapun orang, tanpa karakter yang bagus tidak bisa memberikan manfaat bahkan kadang berbahaya bagi lingkungan sekitarnya.

Tidak bisa dipungkiri konten pembelajaran di era pandemi banyak mengalami penurunan dibanding di era normal. Beberapa materi dihapus sehubungan dengan kurikulum darurat covid. Jangan sampai konten sudah dikorbankan, pendidikan karakter juga ikut mengalami penurunan.

Jika hal tersebut sampai terjadi, dunia pendidikan kita bisa diibaratkan sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun