Pulang sekolah setelah belajar menyanyikan lagu itu, saya langsung mencari kasetnya dan saya setel berulang-ulang. Saya coba mencari-cari artinya dengan berbekal kamus. Dan sejak saat itulah saya suka pelajaran Bahasa Inggris.
Bicara tentang bahasa Inggris mengingatkan saya saat pertama mendapat pelajaran ini.  Tidak seperti generasi sekarang yang sejak kecil sudah mengenal Bahasa Inggris,  saya mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris mulai kelas satu SMP.  Diawali dengan it is...,  This is...,. That is... , juga perbedaan a dan an.
Sedikit bercerita,  ibu guru Bahasa Inggris  saya pintar,  cantik dan modis. Mungkin dulu peraturan berseragam guru tidak seketat sekarang. Jadi kami selalu bisa mengamati pakaian dan asesoris bu guru yang selalu berganti-ganti. Â
Selalu matching antara baju, Â tas dan sepatu. Kedatangan bu guru selalu kami tunggu. Â Di samping penyajiannya menarik, Â penampilan Ibu guru juga sangat apik. Kalau orang Malang mengatakannya setil. Ah, Â dasar anak anak..
Setiap pelajaran selalu ada sesi membaca bersama. Â Contoh, guru saya membaca," It is a house." Â Kami diminta menirukan bersama," It is a house."
Sebelum menirukan, bu guru selalu berkata dengan keras (tapi terdengar merdu) .. "All of you! " Ya, maksudnya supaya semua ikut membaca dengan keras. Â Tapi karena begitu kagumnya kami pada bu guru, Â kami pikir beliau berkata, "I love you! " Kami selalu saling senyum ketika bu guru mengucapkan kata-kata itu. Â
Baru kami mengerti bahwa yang diucapkan bukan "I love you" tapi "all of you" adalah setelah beberapa bulan kami duduk di kelas satu. Lucu sekali rasanya jika mengingat hal itu.
Lalu bagaimana dulu saya belajar bahasa Inggris?
1. Banyak membaca. Â Karena buku bacaan Bahasa Inggris tidak sebanyak sekarang saya belajar dari sampul kaset. Â Bapak saya adalah kolektor kaset. Dari album lagu Beautiful Memory sampai album lagu slowrock Dream Express. Â
Dari sampul yang berisi teks lagu-lagu itulah saya belajar. Lewat teks ini saya juga belajar mengucapkan kata yang benar. Â Jadi sambil menyanyi, Â juga mencoba mengucapkan kata dengan benar dan memahami artinya. Trik belajar lewat sampul kaset ini juga pernah dilakukan oleh kompasianer Adolf Isaac.