buku anak yang digemari.  Topik  Kompasiana ini sangat menarik bagi saya karena saya adalah penggemar berat buku cerita dan komik sejak kecil.
Ini adalah tulisan saya yang kedua di topik yang sama yaituTintin adalah komik yang paling saya sukai. Â Lewat komik ini saya seperti diajak berkeliling dari satu negara ke negara yang lain. Â China, Â Amerika, Â Jepang, Â Mesir, India, Arab bahkan Indonesia. Lewat Komunitas Tintin Indonesia saya sering mengikuti diskusi tentang komik Tintin. Seru rasanya bisa bertemu dengan sesama penggemar komik Tintin.
Salah satu komik Tintin yang berkesan bagi saya adalah Tintin dan Picaros. Saat itu saya duduk di kelas dua SMP. Â Tiba-tiba saja ada teman pindahan dari Kalimantan yang meminjamkan buku ini pada saya. Mungkin untuk saling mengakrabkan karena kami baru berkenalan. Â Dan benar menurut teman saya, Â komiknya bagus. Saya membacanya sampai berulang-ulang.Â
Tintin dan Picaros (Tintin et les Picaros) adalah album ke-23 Tintin, buku terakhir yang diselesaikan Herg. Komik ini bercerita tentang perebutan kekuasaan dua orang Jendral di San Theodoros yaitu Jendral Alcazar dan Jendral Tapioca.
Cerita diawali dengan kegalauan Kapten Haddock yang selalu tidak bisa menikmati minuman yang menjadi kegemarannya. Â Rasanya menjadi menjijikkan tiap Kapten meminumnya. Â Kapten tidak sadar bahwa ia menjadi kelinci percobaan Prof Lakmus yang menciptakan tablet anti minuman keras. Â Siapapun yang memakan tablet itu akan menjadi muak terhadap minuman beralkohol.Â
Cerita berlanjut dengan berita penangkapan Bianca Castafiore di Tapiocapolis, di mana Jendral Tapioca telah menumbangkan Jendral Alcazar.
Jendral Tapioca juga mengundang Tintin, Â Haddock dan Lakmus untuk datang ke Tapiocapolis. Â Pada mulanya hanya Lakmus dan Haddock yang pergi ke sana, namun kemudian Tintin menyusul dan akhirnya mereka masuk ke dalam jebakan Kolonel Esponja, Â bawahan Jendral Tapioca.
Ketiganya kemudian melarikan diri, dan bergabung dengan Alcazar dan kelompoknya Picaros di hutan.
Sayangnya, orang-orang Alcazar telah menjadi pemabuk karena Tapioca menjatuhkan minuman beralkohol di perkemahan mereka. Di sini tablet yang diciptakan Lakmus sangat berperan untuk menyembuhkan Picaros dari kebiasaan mabuk mabukan.Â
Selain itu Pietro Maxx tiba-tiba muncul bersama grup bandnya untuk pentas di Tapiocapolis.
Setelah Picaros sembuh dari ketergantungan alkohol, Alcazar menyerang istana Tapioca dengan samaran sebagai badut dalam karnaval. Kostum badut yang dipakai adalah kostum band anak buah Pietro Maxx.Â