Kue Semprit dengan Choco Chips (Sebuah Cerita Menjelang Lebaran)

Pada bulan Ramadhan kami selalu subuhan di langgar sesudah sahur.  Habis subuhan biasanya kalau ada teman kami akan jalan jalan.  Jika tak ada teman ya pulang lalu tidur. 

Usai subuhan tiba-tiba temanku Aril mengajak main bola.  Rumahku dekat dari stadion Gajayana.  Wah,  sudah lama tidak main bola,  ini tentunya ajakan yang sangat menarik. 

"Ayo,  aku ikut,  " kata Mas ku.  Kalau Mas ikut,  otomatis kami berduapun ikut. 

Kami pulang sebentar untuk pamitan pada ibuk. "Boleh,  cepat pulang ya.., " kata ibuk.

Bergegas aku mengambil bola plastik  lalu bergabung dengan anak lain yang sudah menunggu di depan gang.

Suasana stadion begitu sepi.  Maklumlah siapa yang mau olah raga di bulan puasa seperti ini.  Kamipun bermain bola.  Ternyata ada 8 anak yang ikut.  Pas..  Ada dua regu yang tiap regu terdiri atas empat anak.  Permainan dimulai.  Kami benar benar gembira hingga tak terasa hari semakin siang. 

"Sudah,  buyar..  Nanti ngelak lho.., " kata Masku.

"Ya,  puasa bedhug ta.. ," jawab Aril.

Waduh jangan...  Kalau puasa bedhug gara gara terlalu banyak bermain pasti tidak diizinkan ibuk.  Di rumah yang boleh puasa bedhug saat itu hanya adikku yang paling kecil.

"Ayo mulih mulih..,  " kata anak anak.  Kami bergegas mau pulang.  Tapi tiba-tiba Aril punya usul lain. 

"Ayo lewat museum,  banyak kodok di sana, "