Beberapa hari ini suasana sekolah sudah lebih hidup dari biasanya. Â Ya, Â ini adalah minggu kedua dilaksanakan pembelajaran tatap muka. Â Meski yang masuk hanya separo dari jumlah siswa tapi cukup memberi harapan bahwa pembelajaran di sekolah akan 'hidup' lagi.
Setelah setahun lebih  belajar di rumah sejak akhir Pebruari 2020 ternyata ada banyak yang berubah pada diri siswa.  Yang jelas secara fisik mereka menjadi lebih besar. Banyak yang seragamnya kekecilan, he..he.  Siswa SMP yang berada di masa puber memang mengalami pertumbuhan fisik yang cepat.
Di awal-awal pembelajaran, siswa jadi lebih pendiam. Â Ya, Â setahun hanya bertemu lewat gadget ternyata membuat mereka enggan untuk bertegur sapa. Â Atau barangkali wajah-wajah temannya tertutup masker hingga mereka pangling? Â Bisa jadi begitu. Â Untuk siswa kelas 8 atau 9 sebenarnya mereka sudah kenal dengan teman sekelas. Siswa kelas 7 yang sama sekali belum pernah bertemu dengan temannya karena tahun kemarin mereka masih SD.
Beberapa siswa juga menjadi lebih  kikuk.  Bisa dimaklumi.  Terlalu lama tidak bertemu guru atau teman membuat mereka bingung harus bersikap bagaimana.  Kemarin ada satu siswa terlambat . Apa yang dilakukannya? Ia hanya berdiri diam di depan pintu kelas dalam waktu yang lama.  Setelah dipersilakan masuk sambil mengingatkan lagi untuk mengucap salam  baru dia berani masuk kelas.
Dalam pembelajaran pun siswa tidak berani bertanya atau menjawab pertanyaan. Pertanyaan pancingan sering tak berjawab.  Sepertinya siswa masih takut takut padahal biasanya dulu  mereka begitu cerewet dan banyak bertanya.Â
Siswa jadi  sangat tergantung pada HP.  Selama pandemi HP adalah sahabat setia.  Tak heran sebagian besar anak sebelum pelajaran dimulai selalu sibuk dengan HPnya. Mereka lebih suka duduk diam daripada menyapa teman yang ada di seberangnya.  Barangkali suasana yang tidak biasa  membuat mereka agak tercekam sehingga tidak berani saling sapa.
Penanaman pembiasaaan baru memang bukan hal yang mudah. Berkali-kali kami harus mengingatkan supaya siswa selalu jaga jarak , jangan melepas masker dan rajin cuci tangan.
 Dalam penanaman kebiasaan baru ini ada yang sangat berubah. Dulu tiap masuk lingkungan sekolah mereka selalu salim pada bapak ibu guru dengan mencium tangan , kini mereka memberikan salam dengan 'namaste', yaitu  menangkupkan tangan di depan dada. Dan untuk memberikan salam mereka masih malu-malu.
Oh ya, ada satu hal yang sangat penting. Ternyata materi yang diajarkan secara daring kemarin tidak sepenuhnya bisa ditangkap siswa dengan baik. Paling hanya 50% nya.
Ketika siswa ditanya dengan materi-materi yang sederhana sebagian besar mereka lupa. Hari ini di kelas 8 saya mengulang lagi materi Teorema Pythagoras padahal Teorema Pythagoras adalah materi kelas 8 awal semester genap di era sebelum pandemi. Tak apa-apa, karena tanpa pemahaman Teorema Pythagoras yang baik siswa tidak bisa masuk ke Bangun Ruang Sisi Datar, materi selanjutnya.
Kelihatannya banyak PR yang harus dibenahi agar siswa bisa melaksanakan pembelajaran yang normal lagi seperti dulu. Baik dalam segi materi maupun pembentukan karakter siswa melalui pembiasaan- pembiasaan baik. Semoga pandemi ini segera berlalu dan pembelajaran tatap muka bisa terus dilakukan demi kemajuan pendidikan anak-anak bangsa.