Pemberian takjil bisa diberikan lewat masjid, langgar, atau langsung diberikan di jalan-jalan. Pemberian takjil di jalan-jalan diutamakan bagi para pengemudi sepeda motor, becak atau pejalan kaki yang kebetulan lewat. Â
Berkaitan dengan budaya takjilan ini ada beberapa masjid yang terkenal karena setiap hari menyediakan takjil dan buka dalam jumlah yang besar, contohnya : Â Masjid Jogokariyan dan Masjid Gedhe (Jogjakarta), Â Masjid Raya (Bandung), Masjid Jami'(Medan) , Masjid Muhammad (Bali), Masjid Al Markaz Al Islami (Makassar) ,Masjid Istiqlal (Jakarta) dan Masjid Cheng ho (Surabaya) . Masjid-masjid tersebut sebelum pandemi bisa menyediakan takjil untuk 500-1000 jamaah. Bahkan Istiqlal menyediakan nasi kotak sebanyak 5000 buah setiap hari.
Hikmah Budaya Takjilan
Ada beberapa hikmah yang terkandung dalam budaya takjilan ini. Di antaranya adalah :
1. Mengajak kita saling peduli dan berbagi. Yang mempunyai kelebihan rezeki bisa memberikan sumbangan takjil, dan bisa dimanfaatkan oleh orang lain yang membutuhkan.
2. Mempererat silaturahmi.Â
Saat makan hidangan takjil bersama kita bisa saling mengenal antara satu dengan yang lain. Â Bahkan bagi para pengambil takjil di kampungpun bisa merasakan manfaatnya dengan lebih mengenal warga kampung satu persatu.Â
3. Mendapat balasan pahala dari Allah swt.
Dalam agama diterangkan bahwa orang yang memberikan buka akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang yang berpuasa tersebut. Sebagaimana sabda Rasulullah saw: "Barang siapa yang memberi buka orang yang berpuasa, niscaya dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sama sekali." (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Demikian sedikit ulasan saya tentang budaya takjilan yang selalu dilakukan di bulan Ramadhan. Â Meski di awal pandemi tahun lalu budaya ini sempat tersendat , tahun ini sudah mulai dilaksanakan kembali.
 Mudah mudahan kondisi semakin membaik sehingga budaya takjilan bisa selaku kita laksanakan setiap tahun.