Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bahagia Menyambut Ramadan, Tetap Patuhi Prokes

14 April 2021   09:58 Diperbarui: 14 April 2021   12:54 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ramadhan kedua di era pandemi ini geliatnya jauh lebih terasa daripada tahun kemarin.  Bisa dimaklumi,  tahun kemarin saat mulai mewabahnya corona kita begitu takut keluar rumah.  Kampung rasanya sepi.  Dari hari ke hari acara yang sering disetel adalah update berita corona terkini dan celakanya corona semakin menjadi. 

Ramadhan tahun ini berbeda, karena sedikit banyak kita sudah mampu beradaptasi,  juga vaksinasi sudah mulai dilaksanakan,  suasananya terasa lebih hangat daripada tahun kemarin. 

Pasar takjil sudah mulai buka, tarawih dan taddarus juga dilaksanakan di masjid-masjid dan langgar. 

Di tengah kebahagiaan menyambut datangnya bulan suci ini alangkah baiknya kalau kita tetap berhati-hati karena kita masih dalam suasana pandemi.  Protokol kesehatan,  5M harus tetap kita laksanakan karena dalam bulan Ramadhan selalu ada kerumunan baik yang biasa maupun yang dadakan. Kerumunan yang bisa timbul di masa Ramadhan adalah:

1. Di komplek pemakaman

Ilustrasi ziarah kubur, sumber gambar: suara.com
Ilustrasi ziarah kubur, sumber gambar: suara.com
Ketika saya melakukan ziarah kubur sehari menjelang Ramadhan,  kompleks pemakaman begitu ramai.  Akses jalan menuju ke sana macet.  Bisa difahami,  tahun kemarin banyak yang tidak berani ziarah kubur, akibatnya banyak makam tampak tak terawatt  ditumbuhi ilalang. Sekaranglah saatnya bersih-bersih.

 Tradisi nyekar masih begitu kental dilaksanakan masyarakat Jawa. Nyekar adalah wujud bakti kita yang masih hidup pada keluarga yang sudah meninggal. Jadi kalau kemarin terhalang oleh pandemi maka tahun ini harus disempatkan.  Ramainya komplek pemakaman bisa berlangsung sebelum,  beberapa hari di awal Ramadhan atau menjelang Idul Fitri.

2. Tempat belanja

Saat Ramadhan para ibu harus selalu siaga jangan sampai kehabisan bahan untuk dimasak guna persiapan buka dan sahur.  Bahkan kadang di antara buka dan sahur  anak-anak menginginkan kudapan. Jadinya stock bahan makanan harus selalu ada di kulkas.  Karena itu pergi ke tempat belanja dilakukan lebih rajin dari biasanya.

3. Pasar takjil dadakan

Satu hal yang membuat Ramadhan terasa berbeda adalah munculnya pasar takjil.  Pasar takjil diisi oleh pedagang dadakan dan sesuai namanya yang paling b

Suasana pasar takjil, dokpri
Suasana pasar takjil, dokpri
anyak dijual adalah makanan untuk takjil, misal kolak,  jajanan,  gorengan. Pasar takjil di daerah saya dimulai sesudah ashar hingga maghrib.  Di samping berbelanja banyak juga pengunjung yang sekedar ingin berjalan-jalan untuk menantikan saat maghrib tiba.

4. Masjid dan langgar

Ramadhan tahun ini sudah mulai banyak yang melakukan shalat tarawih di langgar atau masjid. Di masjid besar prokes dilaksanakan dengan baik,  jamaah mengenakan masker,  namun di langgar kecil di kampung prokes agak diabaikan.  Beberapa jamaah bahkan tidak bermasker.  Taddarus dilakukan sesudah shalat tarawih.  Biasanya satu malam bisa menghabiskan1-2 juz.

Ramadhan adalah bulan yang membahagiakan. Mari kita isi bulan Ramadhan dengan banyak beribadah,   namun tetap waspada dan hati-hati. Protokol kesehatan,  5M tetap harus dilaksanakan, karena kita masih dalam suasana pandemi. Jangan sampai di tengah perjalanan ibadah puasa kita terganggu oleh hal-hal yang tidak kita inginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun