Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Mengapa Kita Harus Belajar Matematika?

8 April 2021   14:10 Diperbarui: 12 April 2021   04:17 2724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aljabar (Sumber gambar:Kak Muf)

Siang itu saya mengajarkan Aljabar di kelas 8. Materinya pemfaktoran bentuk Aljabar. Seperti tulisan saya sebelumnya Aljabar adalah salah satu sub dalam matematika yang kurang digemari. 

Dalam Aljabar anak-anak diajak berpikir abstrak, di sana ada kolaborasi angka dan huruf yang menyenangkan untuk beberapa siswa tapi "menyebalkan" untuk siswa yang lain.

Begitu tidak sukanya dengan Aljabar sampai ada kutipan kata yang berbunyi, "Matematika jadi menjengkelkan sejak huruf-huruf ikut berkolaborasi di dalamnya."

Ilustrasi aljabar (Sumber gambar:Kak Muf)
Ilustrasi aljabar (Sumber gambar:Kak Muf)
Sebenarnya yang membuat Aljabar terasa sulit adalah karena anak yang terbiasa berpikir konkrit sudah mulai harus belajar berpikir abstrak. Untuk menuju ke situ memang memerlukan proses yang memerlukan kesabaran.

Setelah selama hampir satu jam siswa saya ajak berselancar di dunia Aljabar, waktu pun habis. Seperti biasa di akhir pembelajaran buku tugas siswa dikumpulkan dan saya bawa ke ruang guru untuk dikoreksi.

Seorang siswa sebutlah namanya Ahmad selalu setia membawakan buku-buku saya. Mungkin ia merasa cocok saat berdiskusi atau kadang menanyakan hal di luar matematika pada saya. Ahmad segera mengambil tumpukan buku di atas meja.

"Saya bantu ya, Bu," katanya ramah.

"Terima kasih Ahmad," jawab saya senang.

Dalam perjalanan ke ruang guru Ahmad bertanya pada saya, "Bu, kenapa sih kita harus belajar matematika?"

Saya sedikit terperangah., "Kenapa Ahmad bertanya seperti itu?"

"Ya, seperti hari ini, angka-angka dan huruf tadi yang dipelajari kan dalam kehidupan sehari-hari tidak ada gunanya?", jawabnya polos.

Deg...Saya langsung ingat, mungkin karena hari ini saya terlalu bersemangat sebelum pembelajaran dan belum memberikan motivasi, jadi langsung tembak ke materi inti. Motivasi adalah penjelasan tentang perlunya mempelajari sebuah materi dan penerapannya dalam kehidupan. 

Wah, saya benar-benar diingatkan Ahmad tentang dosa saya hari ini.

Dialog dengan Ahmad benar-benar membekas dalam ingatan saya. "Kenapa kita harus belajar matematika?"

Sebenarnya ada banyak alasan mengapa kita harus belajar matematika. Pertama, matematika ada dalam semua aspek kehidupan kita. Contoh seorang koki harus tahu perbandingan bahan yang tepat saat membuat sekian resep kue jika satu resep kue diketahui, penjahit mutlak memerlukan matematika saat mengukur atau membuat pola baju, pedagang apalagi. 

Pendek kata tidak ada pekerjaan yang bisa lepas dari matematika. Sekecil apapun, matematika selalu terlibat di dalamnya. Ia ada di mana-mana.

Selain alasan di atas sebenarnya ada manfaat yang bisa diambil dari belajar matematika. Beberapa di antaranya adalah:

1. Mengajak kita berpikir kritis, logis, dan kreatif
Saat mengerjakan soal, pasti kita harus mendata apa yang diketahui, lalu yang ditanya, kemudian kita putuskan memakai cara apa, kemudian mengeksekusi. 

Jika satu cara tidak berhasil, kita berusaha menyelesaikan menggunakan cara lain atau mengombinasikan beberapa konsep jika diperlukan. Di sinilah matematika mengajak kita untuk berpikir kritis, logis, dan kreatif.

2. Membuat kita lebih teliti, cermat dan tidak ceroboh
Ketelitian dan kecermatan amat diperlukan dalam matematika. Bayangkan misalnya kita harus mengerjakan soal yang memerlukan hitungan yang agak panjang, jika di awal hitungan kita sudah salah hitung, jangan harap hasil akhirnya benar. Alhasil kita harus mengulang lagi dari awal.

3. Melatih kesabaran
Kesabaran adalah kunci belajar matematika. Satu kali belajar belum paham, maka ulang lagi. Dua kali belum paham, ya ulang lagi. Terus sampai berhasil. 

Kesabaran dalam mempelajari matematika membuat kita bisa menemukan keindahan matematika. 

Seorang matematikawan wanita dari Iran, Mariam Mirzakhani mengatakan bahwa matematika akan menampakkan keindahannya pada para pengikutnya yang lebih sabar.

4. Mengajari kita untuk selalu konsisten dan setia

Matematika mengajari setia? Mengapa tidak?

Misal ada soal, harga dua kilo jeruk dan tiga kilo mangga adalah Rp 85.000,00 dan harga 4 kilo jeruk dan dua kilo mangga adalah Rp 110.000,00. 

Berapakah harga satu kilo mangga dan satu kilo jeruk?

Cara pengerjaannya adalah sebagai berikut:

  • Buat pemisalan. Misalkan harga satu kilo jeruk adalah X dan harga satu kilo mangga adalah Y
  • Buat kalimat matematika, lalu lakukan proses menghitung
  • Ditemukan X= 20.000 dan Y= 15.000 

Selesai? Belum. 

Kita kembalikan pada perjanjian di awal bahwa X adalah harga satu kilo jeruk dan Y adalah harga satu kilo mangga.

Kesimpulannya harga satu kilo jeruk adalah Rp 20.000,00 dan satu kilo mangga adalah Rp 15.000,00. 

Nah, di sini matematika mengajarkan pada kita untuk setia, tidak melupakan janji yang sudah dibuat. Cie...

Kelihatannya sepele, tapi saat mengerjakan soal yang lebih kompleks setia pada perjanjian yang sudah dibuat sangatlah penting.

5. Menunjang bidang lainnya
Banyak bidang-bidang yang sangat memerlukan keterlibatan matematika di dalamnya. Contoh astronomi, fisika, akuntansi, tehnik, dan yang lain.

Demikian sedikit tulisan saya tentang manfaat belajar matematika. Barangkali ada manfaat lain belajar matematika yang belum saya sebutkan di atas. Monggo sahabat Kompasianer dapat meberikan di kolom komentar.

Harapannya semoga akan lebih menyukai matematika sehingga matematika tidak lagi diplesetkan dengan makin tekun makin tidak karuan.

Semoga bermanfaat, salam matematika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun