Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Belajar Operasi Hitung Matematika dengan Kartu "Pipolondo"

1 April 2021   17:55 Diperbarui: 6 April 2021   17:34 3576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu Pipolondo (Sumber: Dokumentasi pribdi)

Siang itu ada yang berbeda di meja pojok perpustakaan sekolah. Saat istirahat kedua, beberapa anak duduk melingkar. 

Di depan mereka tampak kartu berwarna-warni. Satu anak membuka kartu satu demi satu yang lain mengamati dan menebak hasil soal matematika yang ada di kartu tersebut.

Sesekali terdengar teriakan "yes" ketika anak tersebut menjawab benar, atau kadang mereka beradu argumentasi saat ada jawaban yang berbeda. 

Ya, siswa ternyata sedang belajar matematika tentang operasi hitung campuran dengan menggunakan kartu Pipolondo. 

Apakah kartu Pipolondo itu?

Pipolondo berasal dari kata ping (perkalian), poro (pembagian), lan (penjumlahan), sudo (pengurangan). Meminjam istilah dalam bahasa Jawa zaman dulu saat saya belajar matematika di tingkat SD.

Kartu yang didesain sendiri oleh guru ini terbuat dari karton ukuran 5x8 cm, dan di dalamnya terdapat soal matematika tentang operasi bilangan. 

Dari namanya sudah bisa ditebak operasi hitung yang dilibatkan adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. 

Supaya penampilannya lebih menarik pada tiap kartu diberi gambar-gambar animasi yang disukai anak-anak.

Ide membuat kartu ini muncul ketika saya mendapati beberapa siswa yang selalu mendapat nilai di bawah KKM untuk pelajaran matematika. 

Setelah siswa saya kumpulkan dan diajak bicara ternyata penyebab utama nilai mereka begitu memprihatinkan adalah minimnya kemampuan melakukan operasi hitung dengan baik terutama yang melibatkan beberapa operasi (campuran).

Kartu Pipolondo (Sumber: Dokumentasi pribdi)
Kartu Pipolondo (Sumber: Dokumentasi pribdi)
Saat menghadapi soal yang melibatkan operasi campuran, siswa bingung mana yang harus didahulukan. Seperti contoh soal di bawah ini:

Berapakah hasil dari 4 x 3 : 6-V25 x (20-15)? 

Tampaknya sulit, namun sebenarnya tidak kalau kita tahu urutan pengerjaannya.

Dalam melakukan operasi hitung campuran ada kaidah yang dinamakan PEMDAS yang merupakan singkatan dari:

  1. Parentheses (Tanda kurung)
  2. Exponents (Pangkat dan akar)
  3. Multiplication dan Division (Perkalian dan pembagian)
  4. Addition dan Subtraction (Penjumlahan dan pengurangan)

Urutan dari nomor 1-4 menunjukkan prioritas operasi mana yang harus didahulukan.

Sesuai kaidah di atas, untuk menghitung 4 x 3 : 6 - V25 x (20-15) prosesnya adalah sebagai berikut:

  • Hitung dahulu bilangan dalam kurung yaitu 20-15 = 5
  • Hitung akar 25 yaitu 5
  • Hitung 4 x 3 : 6 = 2 
  • Akhirnya diperoleh diperoleh 4 x 3 : 6 - V25 x (20-15) = 2- 5 x 5
  • Karena dalam urutan pemdas perkalian harus didahulukan daripada pengurangan, maka diperoleh 2-5 x 5 = 2-25 = -23

Bagaimana supaya bisa menguasai operasi hitung campuran dengan baik? Banyak latihan, itu kuncinya. 

Semakin sering latihan akan semakin mudah mendeteksi operasi mana saja yang harus didahulukan dalam sebuah soal.

Masalahnya, berlatih terus-menerus dengan metode yang sama sering membuat siswa bosan apalagi bagi siswa yang kurang suka matematika. 

Salah satu cara supaya latihan bisa berjalan menyenangkan adalah menggunakan permainan, dan akhirnya pilihan saya jatuh pada kartu Pipolondo.

Ilustrasi menjelaskan cara bermain kartu (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi menjelaskan cara bermain kartu (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Beberapa keunggulan Pipolondo kartu ini adalah:

1. Soal bisa disesuaikan menurut kemampuan siswa, guru atau pengajar bisa membuat soal mudah, sedang dan sulit. Jika soal mudah sudah bisa dikuasai, selanutnya siswa bisa menggunakan kartu dengan soal yang lebih sulit. 

2. Siswa bisa belajar dalam suasana bermain sehingga tidak cepat bosan dan pelajaran matematika menjadi lebih mudah.

3. Siswa bisa saling berdiskusi saat ada jawaban yang tidak sama, sehingga dapat memberikan efek positifi yang signifikan.

Demikian sedikit tulisan saya tentang bagaimana menguasai operasi hitung yang menjadi bekal utama untuk belajar matematika dengan cara yang lebih menyenangkan.

Apakah di antara sahabat kompasianer ada yang tertarik untuk membuat kartu ini sebagai media pembelajaran di rumah bersama putra-putri tercinta di era pandemi ini?

Semoga bermanfaat.

Sumber bacaan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun