Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ada Uang Hilang Lagi di Kelas!

23 Maret 2021   10:30 Diperbarui: 23 Maret 2021   10:46 3412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Lifestyle Kompas


Pak Yusuf termenung sedih. Kehilangan lagi!  Kemarin uang Jojo lima ribu rupiah,  kemarinnya lagi uang Sherly sepuluh ribu dan kini semakin membesar,  uang sejumlah seratus dua puluh lima ribu.  Banyak sekali?  Tentu saja.  Itu adalah uang kas kelas.  Sisil Sang Bendahara kelas   menangis di depan Pak Yusuf wali kelasnya.

"Sisil tidak lupa meletakkan uang itu?  Barangkali masih di rumah? " tanya Pak Yusuf .  Sisil menggeleng.  Ia merasa yakin uang itu ada di dompetnya.  Hari ini ia harus membayar fotocopy soal latihan Bahasa Indonesia untuk kelasnya."Dompetnya ada? " tanya Pak Yusuf lagi.

"Tidak ada Pak,  waktu saya kembali ke kelas dari kantin tas saya sudah terbuka.  Dompet saya juga hilang."  
"Sebelum ke kantin ada? "
"Ada,  Pak.., " jawab Sisil lagi . Sisil tidak habis pikir,  bagaimana bisa dalam waktu sesingkat itu dompet beserta uangnya bisa diambil.  Mungkin karena tergesa-gesa,  si pencuri tidak sempat menutup resleting tasnya.  

"Baik,  Sisil masuk kelas sekarang,  nanti Bapak carikan solusinya, " kata Pak Yusuf menenangkan. 

 Sisil anak yang baik dan penuh tanggung jawab.  Tak mungkin ia mengada-ada.  Juga dikaitkan dengan kehilangan uang dua hari terakhir.  Pastinya pencurinya sudah mengadakan pengamatan yang teliti. Sisil segera menuju kelasnya meninggalkan Pak Yusuf yang termangu sendiri. 

 Agak sulit juga melacak kehilangan uang . Apalagi seperti kemarin,  uang limaribu  atau sepuluh ribu, pasti begitu diambil langsung dipakai jajan.  Kelihatannya memang kecil, tapi sangat berarti bagi pemiliknya. Apalagi kalau uang itu untuk naik mikrolet pulang sekolah.

 "Bagaimana, Pak? " tanya Bu Faris guru BK.
 "Coba saya usut dulu Bu,  harus ketemu,  tuman nanti, " kata Pak Yusuf resah.  

Andai saja sekolah punya cctv, masalah seperti ini pasti lebih mudah diatasi.  Beberapa kali pencurian terjadi, dan yang hilang selalu uang.  Kecil-kecil jumlahnya, tapi kalau terus- menerus membuat suasana kelas kurang kondusif.  Antar siswa akan saling mencurigai.

 Hari ini sesudah istirahat kedua ada yang berbeda di kelas 7A.  Pak Yusuf sebagai wali kelas  langsung berdiri dekat pintu masuk sementara anak-anak berbaris.  Ada keheranan di mata mereka.  Kenapa Pak Yusuf di depan kelas?  Bukankah sebentar lagi pelajaran matematika?  Bukan agama?
 Ketika anak- anak sudah siap Pak Yusuf mulai berbicara.  Saat itu semua kelas sudah masuk suasana halaman sekolah mulai sepi.  

 "Anak-anak,  dalam beberapa hari ini ada laporan kehilangan yang masuk ke saya.  Kehilangan uang,  yang kemarin Sherly,  Jojo lalu disusul hari ini uang kas kelas.  Bapak berharap pelakunya segera mengaku.  Mencuri sungguh perbuatan tercela,  bahkan Nabi kita pernah berkata seandainya anakku Fatimah mencuri, maka akan kupotong tangannya.  Percuma kalian pintar kalau kalian suka mencuri. Jika kebiasaan ini terus kamu bawa bisa jadi kelak sesudah dewasa kalian akan tetap melakukan perbuatan tercela ini.  Bisa dilihat contohnya para koruptor itu...  "

Pak Yusuf terus memberikan wejangannya.  Suaranya yang lembut dan sejuk membuat anak- anak menunduk.  Ya,  Pak Yusuf jarang sekali marah.  Tutur katanya juga halus.  Itu semakin membuat anak-anak segan padanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun