Mak Karsih menggeleng.
"Bapakmu kemana Sur? " tanya Mak Karsih.
"Bersih-bersih, Mbah, di halaman belakang" jawab Surti
"Ibumu? " tanya Mak Karsih lagi.Â
"Masih belanja,  Mbah  kenapa? " tanya Surti khawatir.
" Suruh ke sini semua, Â " kata Mak Karsih singkat. Â Semalam Mak Karsih bermimpi rumahnya roboh. Â Sebuah pertanda buruk, Â pikirnya. Â Jangan-jangan ada keluarganya yang sakit atau celaka. Â Mudah-mudahan anak cucuku selamat semua, Â batinnya.
Tak berapa lama Bapak dan Ibu Surti segera masuk rumah. Â "Ada apa Mak? " tanya ibu Surti, diikuti dengan bapak Surti yang segera duduk di sebelah Mak Karsih.Â
Mak Karsih lega melihat semua tampak sehat.
"Tidak apa-apa, " katanya singkat.Â
Lalu pertanda apa itu? Mugi anak putu kulo slamet sedaya, Â Gusti.., Â pikir Mak Karsih gelisah. Sayup-sayup azan dzuhur bergema. Â Seperti biasanya Mak Karsih segera mengambil air wudhu, lalu membawa bungkusan sajadah dan mukena untuk segera sholat di langgar.
Dalam perjalanan ke langgar tiba-tiba angin bertiup agak kencang. Kraaak... Sebuah dahan kering patah dan jatuh begitu saja menimpa kepala Mak Karsih yang sedang berjalan di bawahnya.Â