Mak Karsih adalah orang yang sangat terkenal di kampungku. Â Pada usia mendekati 80 tubuhnya masih tampak segar. Orangnya yang pendiam, ditambah lagi dengan rajin beribadah membuat kami segan padanya. Tiap hari sholat berjamaah di langgar tak pernah ditinggalkannya. Jarak antara rumah Mak Karsih dan langgar hanya berselisih dua rumah.Â
Siapapun tidak pernah menyangsikan kemampuan Mak Karsih dalam melihat barang-barang yang ' tak tampak', ataupun membaca pertanda. Banyak peristiwa yang membuktikan itu.Â
Pernah suatu kali sepulang dari langgar Mak Karsih melewati rumah Pak Tarno. Â Mak Karsih berkata setengah berbisik, "Hati-hati Tarno, Â sebelah kiri rumahmu berlubang., " Pak Tarno bingung. Â Kondisi rumah menurutnya aman-aman saja. Â Akhirnya diabaikan saja nasehat Mak Karsih. Â
Tahukah apa yang terjadi?  Esok pagi kampung  geger karena rumah Pak Tarno  dimasuki maling dengan cara melubangi dinding bambu yang ada di sebelah kiri. Pak Tarno menyesal mengabaikan nasehat Mak Karsih.  Memang dinding bambu sebelah kiri ada yang rusak,  tapi sedikit sekali. Pak Tarno tidak menyangka itu dijadikan pencuri untuk membuat lubang yang lebih besar sebagai jalan masuk.
Pada keluargaku juga pernah terjadi sesuatu yang aneh. Â Suatu siang Mak Karsih tiba-tiba berkata pada Bapak, Â "Jo, mbok ya jalan masuk rumah ini dibersihkan, Â kalau banyak tamu lho.., " Karena sungkan dan melihat halaman memang agak kotor bapak mengajakku membersihkan halaman.
Keesokan harinya tiba-tiba ada kejutan. Â Ada tamu rombongan dari Surabaya, keluarga dari Bapak yang tiba-tiba bersilaturahmi. Â Zaman itu belum ada hp. Â Jadi sebelum silaturahmi tidak ada pemberitahuan dulu.
Puncaknya adalah saat tiba-tiba desa kami dilanda banjir kiriman. Â Sepulang dari sholat subuh Mak Karsih berkata pada pak RT, "Nak RT, Â nanti sore pintu gerbang SD jangan ditutup ya, "cuma itu katanya. Â
Di desaku ada sebuah SD yang lokasinya agak lebih tinggi dari pemukiman penduduk. Â Pak RT agak bingung. Â SD kan sudah ada sendiri yang mengurus? Â Tapi tak ada salahnya ikut nasehat Mak Karsih. Pak RT minta tolong pak kebun sekolah untuk tidak menutup gerbang SD seusai pembelajaran.
Firasat Mak Karsih ternyata benar. Â Sore itu tiba-tiba air berwarna coklat dalam jumlah besar mendatangi desa kami. Â Banjir kiriman dari desa sebelah! Kami yang sedang beraktifitas, Â bahkan beberapa beristirahat langsung dikejutkan oleh suara kentongan. Â Segera kami berlari mencari tempat yang lebih tinggi. Â Akhirnya beramai-ramai kami menuju bangunan SD itu dan menunggu di sana hingga banjir surut. Untung pintu gerbangnya tidak dikunci.
Hari ini ada yang tidak biasa dengan Mak Karsih. Â Hatinya selalu berdebar-debar. Â Berkali-kali ia keluar masuk seperti ada yang dipikirkannya. "Ada apa, Â Mbah? " tanya Surti cucu kesayangannya sambil membawakan secangkir kopi.