Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerita Rakyat Timun Emas, Emansipasi Wanita dan "Kelicikan" yang Bisa Dimaafkan

10 Januari 2021   19:12 Diperbarui: 10 Januari 2021   19:19 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai orang Indonesia sudah selayaknya kita bangga karena kaya sekali akan cerita rakyat . Hampir tiap daerah punya cerita rakyat.  Sebutlah Bawang Putih dan Bawang Merah, Panji Laras,  Lutung Kasarung,  Batu Belah,  Malin Kundang dan banyak lagi.  Tiap dongeng selalu memiliki pesan moral untuk berbuat kebajikan. 

Mendengarkan cerita rakyat selalu mengingatkan saya pada bapak dan ibuk saya.  Dua-duanya sangat pintar mendongeng.  Saat  masih kecil ketika 'didongengi' kami sering larut dalam dongeng itu.  Bagaimana tidak?  Bapak/ibuk selalu membawakannya dengan penuh penjiwaan.   Khusus ibuk kadang ditambah dengan lagu.  Setelah saya besar saya baru tahu bahwa itu lagu karangan ibuk sendiri supaya cerita lebih hidup. 

Satu cerita yang sangat berkesan bagi saya adalah Timun Emas.  Mengapa?  Saat mendengar dongeng ini adik saya menangis tersedu-sedu membayangkan Timun Emas dikejar-kejar Buto Ijo. Hingga akhirnya cerita tidak dilanjutkan dan saya cari lanjutannya sendiri di perpustakaan.

Berikut adalah cerita Timun Emas tersebut:

Pagi telah menjelang.  Kokok ayam jantan dan cericit burung yang berlompatan di atas pohon menghidupkan suasana. Seperti hari-hari biasanya Mbok Srini sudah sibuk di dapurnya.  Menanak nasi dan membuat lauk untuk hari itu sebelum pergi ke hutan untuk mengumpulkan kayu dan ranting-ranting kering untuk dijual dan sebagian digunakan untuk memasak. 

Mbok Srini tinggal sendirian dalam rumahnya.  Beberapa tahun yang lalu suaminya telah mendahuluinya menghadap sang Khalik.  Mbok Srini tidak mempunyai seorang anakpun. Kehadiran anak yang diharapkannya selama bertahun-tahun belum juga datang.

Para tetangga yang memahami kegundahan Mbok Srini  memberikan nasehat pada Mbok Srini untuk menemui Buto Ijo.  Konon,  Buto Ijo ini bisa mengabulkan keinginan apa saja dengan syarat tertentu.

Tidak tahan dengan hari-harinya yang sepi,  Mbok Srini diam-diam menemui Buto Ijo. 

"Apa keinginanmu Mbok Srini? " tanya Buto ijo saat mereka bertemu di sarang Buto Ijo di tengah hutan.

"Aku ingin punya anak,  tapi aku sudah tua dan suamiku sudah meninggal, " kata Mbok Srini gundah.

Buto ijo tertawa tergelak-gelak. 

"Gampang sekali..,  kau akan kuberi anak.  Tapi ingat,  sepuluh tahun lagi,  anak itu akan kuminta,  karena sebenarnya ia adalah jatah makanku.., " kata Buto Ijo kemudian.

Tanpa pikir panjang Mbok Srini menyetujui persyaratan itu.  Buto ijo segera memberikan sebuah bungkusan yang hanya boleh dibuka ketika mbok Srini sudah sampai di rumah.  Alangkah kecewanya Mbok Srini ketika sesampai di rumah isi bungkusan itu ternyata hanyalah sebuah mentimun.  "Ah,  pasti Buto Ijo salah mengerti.., " pikir Mbok Srini.  Namun timun itu mempunyai warna keemasan yang demikian indah.  Oleh Mbok Srini lalu timun ini diletakkan di dekat tempat tidurnya.

Betapa terkejutnya Mbok Srini ketika keesokan harinya terdengar tangisan bayi.  Ya,  ternyata dari timun yang diberi Buto Ijo muncul bayi perempuan cantik.  Karena ia keluar dari sebuah timun,  ia dinamakan Timun Emas.

Timun Emas tumbuh menjadi gadis cantik, Sumber: www.popmama.com
Timun Emas tumbuh menjadi gadis cantik, Sumber: www.popmama.com
Singkat cerita Timun Emas semakin lama semakin besar.  Ia tumbuh menjadi gadis yang cantik,  lembut hati,  berani dan rajin.  Saat menginjak tahun ke sepuluh tiba-tiba Mbok Srini ingat pada janjinya pada Buto Ijo.  Ia begitu sedih.  Apa lagi ketika pagi itu tatkala Timun Emas bekerja di ladang tiba-tiba Buto Ijo datang menagih janji.  Mbok Srini benar-benar bingung.  Ia sayang sekali pada Timun Emas,  tapi tak bisa dipungkiri ia punya janji pada Buto Ijo.  Dengan kepandaiannya Mbok Srini menunda janjinya tiga hari lagi. 

Hari-hari menjelang kedatangan Buto Ijo kembali sungguh berat bagi mbok Srini karena ia harus menceritakan pada Timun Emas tentang asal usulnya.  Untunglah Timun Emas bisa mengerti dan rasa sayangnya pada Mbok Srini tidak berkurang sedikitpun. 

Di hari yang ditunggu , pagi-pagi benar tiba-tiba terdengar bunyi berdebam dan tanah bergetar.

"Buto Ijo datang! " kata Mbok Srini panik.  Ia segera membuka pintu belakang dan menyuruh Timun Emas melarikan diri.  Tapi sebelumnya Mbok Srini memberikan tiga bungkusan pada Timun Emas.  Bungkusan itu berisi biji timun,  garam dan terasi. 

"Buang satu bungkusan jika Buto Ijo dudah dekat, " pesan Mbok Srini pada anaknya.

Timun Emas mengangguk lalu lari meninggalkan rumah.  Demi melihat Timun Emas dari kejauhan Buto Ijo marah.  Ia merasa ditipu.  Dikejarnya Timun Emas yang berlari sekencang-kencangnya.  Ketika Buto Ijo makin dekat Timun Emas membuang bungkusan berisi garam.  Tiba-tiba terciptalah lautan di depan Buto Ijo.  Dengan sigap Buto Ijo berenang menyeberangi lautan dan mengejar Timun Emas kembali.

 Timun Emas mempercepat larinya.  Ketika Buto Ijo semakin dekat ,Timun Emas membuang bungkusan ketiga yang berisi biji timun. Seketika tercipta ladang mentimun yang begitu luas.  Buto Ijo yang kelaparan karena habis berenang memakan seluruh timun itu dengan lahapnya dan mengejar Timun Emas kembali.

 Timun Emas begitu ketakutan,  dilemparkannya bungkusan yang terakhir yang berisi terasi.  Seketika tercipta lautan lumpur di depan Buto Ijo.  Buto Ijo yang memaksa untuk mengejar akhirnya tercebur dan terhisap oleh lautan lumpur tersebut. Betapa leganya Timun Emas.  Akhirnya ia bisa berkumpul kembali dengan ibunya dan hidup bahagia selamanya.

Beberapa pelajaran yang bisa diambil dari cerita ini adalah :

1. Kegigihan perjuangan wanita.  Bahkan beberapa sumber mengatakan cerita ini adalah gambaran dari emansipasi wanita.  Mbok Srini yang ditinggal suaminya tetap gigih bertahan mengisi hari-harinya dengan bekerja.  Juga gigihnya perjuangan Timun Emas menghindar dari Buto Ijo yang akan memakannya. 

2. Jangan mudah meminta sesuatu dengan perjanjian yang kiranya memberatkan. Pikir baik-baik jika akan berjanji pada seseorang.  Dalam cerita ini Mbok Srini melakukan kesalahan dengan meminta sesuatu pada Buto Ijo dengan perjanjian tertentu.  Sebenarnya Mbok Srini 'licik'karena mengingkari janji.  Tapi karena  demi menyelamatkan jiwa Timun Emas, maka kelicikan itu masih bisa dimaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun