Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mendukung Pelaku UMKM Lewat Grup Pawon Omah

21 Desember 2020   11:51 Diperbarui: 21 Desember 2020   12:07 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak membuat hati bahagiaSumber gambar:Resepkoki.id

"Bu Agus sudah datang..!" teriakan yang selalu ditunggu-tunggu menjelang jam-jam pulang. Saat itu seorang wanita dengan membawa tas kresek besar penuh makanan datang. Perawakannya kecil, wajahnya manis dan tampak sekali kalau bawaannya gesit. 

Bu Agus. Orang yang selalu kami tunggu- tunggu setiap hari.  Terutama untuk yang tidak sempat masak (sebelum pandemi kami harus stand by di sekolah mulai pukul 06.30 sampai 15.45), atau yang hobi masak tapi ingin mengeksplor masakan orang lain sebagai pembanding sampai sejauh mana kelezatan masakan karya sendiri selama ini.

Kami kenal Bu Agus dari teman sesama guru. Katanya Bu Agus pernah lama bekerja di restoran, tapi kemudian resign karena ingin berusaha sendiri dengan cara menerima pesanan masakan dari orang-orang sekitarnya.

Bu Agus tidak banyak bicara,  tapi selalu berhasil mengeksekusi apapun jenis masakan dengan nyaris sempurna.  Saya tidak bisa mengatakan sempurna karena masih banyak pakar masak di sekolah yang lebih layak untuk memberikan komentar atas masakan bu Agus.

Untuk mewadahi permintaan masakan pada bu Agus kami membuat grup whatsapp namanya Pawon Omah. Anggotanya adalah seluruh guru dan staf di sekolah dan tentu saja Bu Agus.

Di situ kami bebas meminta jenis apapun masakannya, semua akan dilayani. Mulai dari cap jae, ayam geprek,  lodeh,  pepes tahu, pepes tongkol,  pesmol gurami,  gurami asam manis dan banyak lagi. Dalam satu hari ada beberapa jenis masakan yang dibuat bu Agus.  Bahkan pernah ada pesanan sebelas jenis dalam sehari.  Amazing. 

Logo grup Pawon Omah, dokpri
Logo grup Pawon Omah, dokpri
Sebenarnya di antara para pemesan sudah ada yang mengusulkan agar dibuat daftar menu.  Misal,  hari senin hanya memasak A, B, C dan D, hari Selasaganti E, F, G dan H demikian seterusnya. Tujuannya adalah untuk meringankan pekerjaan bu Agus sehingga  dalam sehari maksimal mengerjakan sekian jenis masakan saja. 

Tapi rupanya bu Agus tidak berkenan. Sehingga akhirnya jenis makanan setiap hari tetap banyak.  Tapi tak apa,  mungkin bu Agus mendapatkan kebahagiaan lewat memasak. 

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Positive Psychology menemukan, orang-orang yang setiap harinya melakukan proyek kecil dan kreatif (memasak bisa diibaratkan mengerjakan sebuah proyek) akan merasa lebih bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka juga merasa lebih berkembang dalam kehidupan pribadinya. Mungkin karena itulah kami melihat  Bu Agus selalu tampak bahagia.

Di era pandemi ini kiprah Bu Agus dalam mencari nafkah untuk keluarganya benar-benar patut diacungi jempol. Kami para guru sangat mendukung langkah Bu Agus ini dengan secara bergantian memesan tiap hari. 

Sebenarnya hubungan kami dan Bu Agus adalah semacam simbiosis mutualisme. Dua-duanya mendapat untung. Kami bisa pulang dan langsung membawa makanan lezat dan harga yang murah, sementara Bu Agus usahanya semakin berkembang. Begitulah cara sederhana kami untuk mendukung teman yang menjadi pelaku UMKM.

Dari sekian banyak masakan bu Agus yang paling menjadi favorit saya adalah capjae.  Saya sangat suka capjae.  Kalau saya bandingkan dengan capjae yang saya beli di dok-dok dan warung sekitar rumah masih  jauh lebih enak  capjae Bu Agus.  Dengan cap jae buatan saya sendiri.., beda-beda tipis lah.. he..he..

Keunggulan capjae bu Agus adalah sayurannya segar,  kalau dimakan krenyes,  ada udang,  potongan bakso,  jamur kuping dan ada potongan semacam rolade di sana.  Belum lagi aroma minyak wijen yang sangat terasa.  Juoss  pokoknya.  Kelihatan sekali bu Agus menggunakan bahan-bahan segar dan berkualitas.

 Dari teman yang sering pesan gurami asam manis juga dikatakan bahwa ikan yang dipakai selalu ikan segar.  Bu Agus mengatakan bahwa belanja ikan sebaiknya yang masih hidup. Ikan yang masih hidup  rasanya berbeda dengan yang sudah mati jika dimasak.  Kalau beli ikannya masih hidup, nanti kalau dimasak ada manis-manisnya gitu (he..  he... seperti iklan produk minuman ). 

Masih banyak sebenarnya cerita tentang bu Agus.  Tapi harus segera saya akhiri, karena Bu Agus sudah datang, dan saya tadi pesan capjae..!

Salam..

Sumber bacaan: HiMedik.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun