Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asih Ingin Masuk Sekolah, Pak.. (Catatan Lain Tentang PJJ)

15 Desember 2020   15:51 Diperbarui: 15 Desember 2020   15:59 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Kakak dan Adik , Basuki AbdullahSumber: http://galeri-nasional.or.id/collections/555-kakak_dan_adik

"Kalau dapat uang banyak belikan mobil-mobilan ya Pak..,  " tambah Bani.

"Iya le..,  " jawab bapak sabar.

Ketika Asih mengulurkan tangannya untuk salim bapak mengelus kepalanya.

"Bantu ibumu ya Nduk, "

"Iya Lak, " jawab Asih sambil mencium tangan bapaknya.

Bapak Asih bekerja sebagai penjual nasi pecel keliling.  Tiap pagi hingga siang hari stand by di depan sebuah pasar. Sementara ibu juga berjualan pecel dan gorengan tapi di depan rumah. Rumah mereka yang kecil semakin ramai pada pagi hari.  Suara ibu yang memasak dan bapak yang menyiapkan gerobak untuk jualan.

Di dapur suara penggorengan menunjukkan ibu masih sibuk  memasak.  Tiba-tiba terdengar rengekan tangis bayi.

"Siiih, " teriak ibu sambil meneruskan pekerjaannya. Tanpa dikomando kedua kalinya Asih bergegas ke kamar dan segera menggendong adiknya.  Dengan sabar tangan-tangan kecilnya mengelus kepala si kecil yang masih merengek.

Tak berapa lama ibu menghampiri Asih,  meraih bayi dan menggendong dengan selendang. 

"Wes,  ajak Bani mandi, " kata ibu kemudian.  Asih membujuk Bani,  lalu segera mengajaknya ke kamar mandi. 

Asih sebagai anak sulung sangat ditaati oleh adiknya.  Ia selalu memperlakukan Bani bahkan si bayi dengan penuh kasih sayang.  Karena itulah di saat pandemi ini di mana siswa harus belajar dari rumah ada keberkahan sendiri bagi keluarganya.  Ibu jadi lebih leluasa bekerja di dapur dan berjualan karena ada Asih yang menjaga adik-adiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun