Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Maulid sebagai Perayaan Cinta dan Rindu

3 November 2020   11:51 Diperbarui: 3 November 2020   12:08 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rindu kami padamu ya rasul

Rindu tiada terperi

Berabad jarak darimu ya rasul

Serasa engkau disini

Cinta ihlasmu pada manusia

Bagaikan cahaya suarga

Dapatkah kami membalas cintamu

Secara bersahaja                                          (Rindu Rasul by : Bimbo)

Perlukah dalil untuk merayakan maulid nabi?  Jika kita bisa menunjukkan cinta kita pada orang lain tanpa syarat dan tanpa dalil,  apa yang membuat kita menuntut dalil untuk menunjukkan cinta kita pada sang al amin? 

Manusia dengan segala keteladanan, baik sebagai pemimpin rumah tangga,  pemimpin umat,  pemimpin negara,  pedagang,  pendidik,  dan banyak lagi. Manusia yang mempunyai rasa cinta yang begitu besar pada umatnya.  Bahkan menjelang wafat beliau masih menyebut-nyebut kita umatnya.

Hakekatnya perayaan maulid adalah perayaan cinta dan rindu. Jika nabi tidak pernah ragu untuk menunjukkan cintanya pada kita,maka kita juga ingin melakukan hal sama meski jauh sekali perbandingannya.  Perayaan rindu,  betapa kita rindu untuk bertemu dengan rasulullah,  dan berharap kita bisa bertemu beliau di surga kelak. 

Ada yang terasa lain pada peringatan Maulid hari ini.  Di tahun-tahun sebelumnya kami biasa merayakan maulid bersama para siswa di lapangan sekolah.  

Saat itu kami akan membaca qur an bersama dan membaca sholawat sebagai perwujudan rasa hormat dan cinta kami pada nabi Muhammad saw. Acara juga diramaikan oleh pagelaran seni Islam dari para siswa misal terbangan atau pembacaan puisi.

Tahun ini maulid tetap kami rayakan namun tanpa siswa.  Secara sederhana kami para guru berkumpul di masjid Bintaraloka, membaca Al Qur an juz 30 dan membaca sholawat nabi.  

Sepinya suasana tidak mengurangi kekhidmatan perayaan maulid tahun ini.  Sesudah pembacaan Qur an dan sholawat selesai , acara dilanjutkan dengan pembagian nasi kotak pada fakir miskin dan para dhuafa yang tinggal di sekitar sekolah. 

Dok. Bintaraloka
Dok. Bintaraloka

Sungguh cara yang amat bersahaja dari kami untuk mewujudkan rasa cinta kami pada nabi dengan melaksanakan salah satu ajarannya yaitu mencintai sesama.  Bukankah  nabi bersabda bahwa tidak sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. 

Semoga perayaan Maulid kali ini membuat kami lebih teguh menjalankan ajaran nabi dan lebih peduli pada sesama .  Dan semoga di tahun mendatang kami bisa melaksanakan perayaan Maulid bersama para siswa yang tentunya juga merindukan hal yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun