Mohon tunggu...
Yuli Farida
Yuli Farida Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Bidan

Saya seorang pengajar dan pembimbing praktik di Program Studi Kebidanan selama kurang lebih 20 tahun. Selain sebagai pengajar, saya juga seorang istri dan ibu dari 3 orang anak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Stunting, Apakah Penyebab dan Pencegahannya?

19 Desember 2022   11:07 Diperbarui: 19 Desember 2022   11:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Anak yang memiliki riwayat BBLR (Berat bayi Lahir Rendah) berpeluang 5,87 kali lebih tinggi mengalami stunting. Berat lahir pada umumnya sangat terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Sehingga dampak lanjutan BBLR dapat berupa gagal tumbuh (Growth Faltering). Seorang bayi yang lahir dengan BBLR akan sulit dalam mengejar ketertinggalan pertumbuhan awal. Pertumbuhan yang tertinggal dari normal akan menyebabkan anak tersebut menjadi stunting.

5. Tidak mendapatkan imunisasi.

Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi memiliki kekebalan yang rendah sehingga lebih rentan mengalami penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat mengakibatkan kejadian stunting dimana penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, jamus dan cacing. Penyakit infeksi sendiri bisa mengakibatkan keadaan status gizi bahi dan balita berkurang sehingga menurunnya nafsu makan dan terganggunya penyerapan dalam saluran pencernaan. Penyakit infeksi pada balita yang sering terjadi sangat erat  kaitannya dengan kejadian pertumbuhan balita yang kurang optimal sehingga berdampak pada kejadian stunting.

6. Status sosial ekonomi rendah

Anak yang berasal dari  keluarga yang memiliki pendapatan keluarga rendah berisiko mengalami stunting. Hal ini berkaitan erat dengan asupan gizi pada anak. Anak dengan kekurangan gizi kronis di awal kehidupan, pertumbuhan otaknya  juga terhambathingga kemampuan kecerdasan dan performanya edukasinya kelak pun akan lebih rendah dibandingkan anak yang tidak stunting. Selain itu, pertumbihan tinggi dan komposisi otot tubuhnya juga akan terhambat yang pada akhirnya akan menurunkan sistem kekebalan tubuh (lebih mudah sakit).

7. Sanitasi yang buruk.

Sanitasi yang buruk, antara lain adalah kebiasaan buang air besar di tempat terbuka seperti sungai atau kebun telah terbukti berhubungan dengan peningkatan stunting. Hal ini disebabkan karena kotoran manusia dapat menjadi media bagi lalat ataupun serangga lainnya untuk menyebarkan bakteri pada peralatan rumah tangga terutama peralatan makan, sehingga berisiko menyebabkan diare. Diare berulang dan sering pada anak-anak dapat meningkatkan kemungkinan stunting dikarenakan hilangnya nutrisi yang telah dan akan terserap oleh tubuh serta penurunan fungsi dinding usus untuk penyerapan nutrisi. Selain itu kotoran manusia juga dapat mengkontaminasi lingkungan sekitarnya, sehingga dampaknya tidak hanya terhadap satu orang atau satu keluarga, tetapi juga orang-orang lain di sekitar mereka.

Pencegahan Stunting

1. Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah pada masa remaja putri.(1)

2. Pada masa kehamilan disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke tenaga kesehatan. Pemenuhan asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat dan yodium harus tercukupi.(1)

3. Pada masa bayi & balita.

  • Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
  • Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke tenaga Kesehatan atau ke posyandu dan puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. (1)
  • Imunisasi
  • Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.(1)
  • ASI Eksklusif
  • Berikan Asi eksklusif sampai anak usia 6(enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.(1)
  • Pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun