Mohon tunggu...
Yuli Rahmawati
Yuli Rahmawati Mohon Tunggu... Freelancer - Fakultas Hukum, UNILA

Sedang Berproses Mencari Jati diri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjiwai Nilai-Nilai Pancasila di Era Globalisasi

7 September 2021   09:59 Diperbarui: 7 September 2021   10:15 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Seperti pepatah mengatakan "Negara yang besar adalah Negara yang tidak pernah melupakan sejarah". Seperti halnya Bangsa Indonesia yang seakan mengingatkan kita bagaimana serangkaian usaha para pahlawan dan bakti Negara dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. 

Semangat patriotik dan nasionalis menggebu dan menyatu dalam jiwa dan kehidupan mereka. begitu banyak tantangan dan tekanan dari berbagai pihak yang ingin selalu melemahkan mental serta persatuan dan bahkan mencoba untuk melemahkan semangat jiwa patriotiknya. Ditambah tantangan tersulit yang harus mereka hadapi adalah bagaimana mereka mendoktrin dan mencoba memecahbelah bangsa atas dasar keberagaman atau multi etnik.

Bangsa Indonesia adalah salah satu bangsa yang kaya raya akan sumber daya alamnya maupun sumber daya manusianya, hal tersebutlah yang seakan membuat Negara-negara lain terpincut ingin mendapatkan dan menguasai bangsa Indonesia melalui berbagai cara salah satunya adalah melalui jalan kolonialisme. Kekejaman demi kekejaman mereka lontarkan terhadap para bakti Negara demi mendapatkan ambisi mereka agar dapat menguasai bangsa Indonesia.

Satu per satu para pahlawan gugur didalam usaha  mempertahankan dan mempersatukan bangsa. Belum lagi ditambah dengan minimnya rasa persatuan oleh para tokoh masyarakat di seluruh pelosok nusantara, yang masih mengatasnamakan kedaerahan masing-masing. 

Tak hanya SDA dan SDM yang melimpah ruwah tetapi Negara Indonesia juga kaya akan tradisi dan adat-istiadatnya. Mungkin tak akan pernah cukup bila  menceritakan segala kemajemukan bangsa Indonesia, mulai dari suku, ras, agama, bahasa, dan lain sebagainya. Itu semua merupakan bentuk kekayaan dan keberagaman bangsa Indonesia yang semestinya dapat kita jaga dengan sebaik-baiknya sebagai bentuk khasanah kekayaan bangsa.

Dengan keberagaman yang Indonesia miliki, pada awalnya tak banyak orang yang mempunyai rasa persatuan atau nasionalisme dan patriotisme, hingga pada akhirnya kesadaran pun muncul dari para tokoh masyarakat dan tokoh adat serta para pahlawan bangsa. Mereka sadar bahwasanya "kita adalah satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia" diatas perbedaan suku, ras, agama dan lainnya, semua perbedaan yang dimiliki tidak akan pernah menjadi penghalang diantara kita , 'maju untuk bersatu, atau mundur untuk perpecahan!', rasa persatuan yang telah berkobar diantara mereka hingga pada akhirnya merumuskan satu filsafat dan pandangan baru yaitu tercetusnya rumusan Dasar Negara.

Setelah melalui berbagai perundingan dan musyawarah antar anggota masyarakat akhirnya terbentuklah lima sila yang merupakan Dasar Negara bangsa Indonesia, yang kita sebut sekarang adalah Pancasila.  Nilai- nilai dan Sila-sila yang menjiwai didalamnya merupakan bentuk kepribadian dari  bangsa Indonesia itu sendiri, serta terdapat pula semboyan didalamnya yang berbunyi "Bhineka Tunggal Ika" yang diambil dari kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular yang bermakna 'Berbeda-beda tetapi tetap satu jua', semboyan tersebut mengisyaratkan kepada kita bahwasanya walaupun dengan banyaknya perbedaan diantara masyarakat bangsa Indonesia, tetapi kita tetap satu jua.

Jauh diantara masa sebelumnya, sekarang perkembangan jaman pun sudah semakin canggih dan sudah memasuki masa milenial atau era globalisasi. Berbagai macam teknologi canggih pun banyak bermunculan, yang semakin mempermudah masyarakat didalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari didalam kehidupannya. Lambat laun pola pikir masyarakat pun juga berubah seiring dengan perkembangan jaman yang terjadi. Banyak pula sisi negatif disamping adanya sisi positifnya.

Dengan munculnya fitur-fitur terlengkap dan terbaru saat ini, tidak menutup kemungkinan untuk orang-orang contohnya saja bisa berkomunikasi dengan semua orang di berbagai belahan dunia di dunia maya. lewat fitur atau akun-akun yang telah ada saat ini, canggihnya mereka bisa berteman atau berkenalan dengan semua orang di dunia tanpa bertatap muka secara langsung. Hal ini tak menutup kemungkinan pasti akan ada banyak tradisi-tradisi bangsa barat yang mulai menjadi tren dikalangan masyarakat khususnya para generasi muda, tak sedikit tradisi-tradisi ini yang melanggar norma-norma di kalangan masyarakat sebab sangat bertentangan dengan tradisi ketimuran yang telah melekat sejak lama di Indonesia.

Tak pelak pun pola pikir masyarakat juga semakin berubah, nilai-nilai semangat gotong-royong dan saling membantu yang telah menjadi ciri khas kepribadian bangsa sejak dulu tak sedikitnya semakin memudar seiring dengan perkembangan jaman. Dengan mudah, aliran atau pemikiran-pemikiran yang tak sepaham dengan nilai-nilai Pancasila pun banyak bermunculan seiring dengan semakin canggihnya teknologi dan semakin mudahnya mendapatkan informasi yang bisa didapat dimanapun dan kapanpun.

Melemahnya nilai-nilai sosial bahkan tak sedikit pula yang mempermasalahkan berbagai perbedaan yang terjadi dikalangan masyarakat, membuat dengan mudah informasi yang bersifat memprofokatif dan propaganda menyebar hingga menyebabkan kesenjangan di antara masyarakat, dan tak sedikit pula yang mulai banyak melupakan nilai toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Padahal perlu diketahui bahwa bangsa Indonesia terbentuk berawal dari perbedaan-perbedaan itulah yang kemudian menjadi satu kesatuan hingga terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan semakin canggihnya teknologi semestinya kita bisa menjadi lebih bijak lagi dengan cara mampu menyaring segala bentuk informasi dengan ideologi bangsa yaitu Pancasila. Dengan ideologi Pancasila kita bisa lebih menjiwai dan mengaplikasikan segala bentuk tindakan sesuai dengan kepribadian atau tradisi bangsa didalam kehidupan sehari-hari. Saling menghargai, membantu, dan selalu mengedepankan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, niscaya pasti kan tercipta kedamaian diantara masyarakat dan tercipta keteraturan masyarakat yang majemuk ini.

Sila Pancasila yang pertama berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", yang seakan memaknai kepada kita bahwasanya, kita adalah warga Negara Indonesia yang beragama. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa seakan selalu tercurah dalam diri kita. Sebagai manusia yang beragama sudah sepatutnya kita banyak berbuat kebaikan terhadap sesama apalagi saling membantu terhadap sesama sangat dianjurkan dalam beragama, selagi semua ajaran tak bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila itu sendiri.

Adapun sila yang ke- dua berbunyi " Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" yang bermakna bahwasanya kita sebagai manusia beradab harus mampu menegakkan dan selalu menjunjung tinggi keadilan dimanapun dan kepada siapapun tanpa memandang bulu. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa seakan selalu mengingatkan kita akan makna yang tersirat dalam sila ketiga Pancasila yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki beribu kekayaan akan kemajemukan sudah selayaknya kita dapat menjaganya dengan tetap mempererat rasa persatuan dan kesatuan kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan, Perwakilan" dan sila kelima yang berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia" yang memaknai kepada kita bahwasanya segala permasalahan dalam kelompok atau golongan hendaknya diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat agar tercipta dan terwujudnya tujuan bersama, serta senantiasa memberikan keadilan dan menegakkannya kepada seluruh rakyat Indonesia, agar tercipta keteraturan dalam masyarakat.

Sebagai generasi muda yang menjadi asset bangsa sudah selayaknya kita senantiasa menjiwai nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sebagai filsafah bangsa. Dengan teknologi dan informasi yang semakin canggih kita dituntut agar supaya tetap mengikuti tren atau perkembangan jaman agar kita tidak dicap sebagai generasi yang 'gaptek'. Namun, kita juga harus lebih pintar didalam menyaring dan memilah segala bentuk teknologi dan informasi dari luar, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila itu sendiri.

Karena tak dapat kita pungkiri seiring dengan perkembangan jaman, persaingan global diberbagai bidang pasti akan terjadi, agar generasi muda mampu bersaing secara global sudah selayaknya kita mempersiapkan mental dan kemampuannya dalam berbagai bidang terutama dalam mengelola dan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang telah semakin canggih saat ini dengan sebaik-baiknya dengan tetap mengedepankan nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila.

Sejatinya sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga Negara Indonesia untuk selalu menjiwai nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila sebagai Ideologi bangsa serta sesuai dengan kepribadian bangsa, yang telah lama tersusun oleh para bakti Negara dalam upaya mempersatukan bangsa. Dengan Pancasila kita bisa lebih menyaring dan mawas diri tentunya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta agar kita tetap pada prinsip dan Nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun