Ditangkapnya Abraham samad dan bambang widjojanto atas tuduhan tindak criminal mendapat respon publik  hingga menimbulkan asumsi-asumsi muncul tentang seting kasus yang dibuat oleh actor belakang layar yang memiliki kepentingan politik terhadap KPK, upaya pembekuan KPK atau sebaliknya sebagai kenyataan terseretnya samad dan bambang adalah fakta murni bukanlah sebuah setting panggung realism politik dalam upaya pelemahan KPK.
 Asumsi public yang muncul mulai mengaitkan adanya tangan-tangan partai dibelakang presiden saat ini untuk mengadakan pelantikan kepada budi gunawan yang disinyalir memiliki kedekatan kedua partai yang mengusung joko widodo sebagai presiden yakni megawati sukarno putri berbagai pemberitaan media muncul kehadapan public baik dari berbagai media cetak dan elektronik, media yang memiliki peran sebagai informan, media dianggap sebagai pilar keempat demokrasi setelah trias politica (eksekutif,legislative,yudikatif). Namun, media pun dipertanyakan kembali menduduki posisi seperti dibagian papan catur politik atas kepentingan politik owner media itu sendiri, mengikuti logika pasar dan komersil dan media juga ikut membantu peran transformasi demokrasi yang lebih substantif yakni dengan objektifitas informasi
Dari media inilah sebenarnya rakyat mulai menaruh landasan berfikirnya terutama yang masih pada tataran awam dan jauh dari jangkauan politik, sehingga muncul dimasyarkat asumsi-asumsi mengenai upaya pelemahan KPK oleh politikus pusat atau sesungguhnya apa yang menjerat dua pimpinan KPK adalah suatu kenyataan hukum dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan KPK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H