Mohon tunggu...
Muhamad Yuladi Firichal
Muhamad Yuladi Firichal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang Mahasiswa sekaligus entrepreneurship.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Membedakan Produk Bisnis Syariah dan Konvensional: Panduan Cerdas Untuk Konsumen Cermat

18 Desember 2024   12:23 Diperbarui: 18 Desember 2024   12:23 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia bisnis modern, banyak produk yang ditawarkan kepada konsumen, baik itu produk yang berbasis prinsip syariah maupun produk konvensional. Namun, tidak semua orang dapat dengan mudah membedakan keduanya, terutama bagi mereka yang baru memulai perjalanan finansial sesuai dengan prinsip syariah. Mengetahui perbedaan mendasar antara produk bisnis syariah dan produk konvensional sangat penting untuk menghindari ketidaksesuaian dengan nilai-nilai yang dipegang.

1. Prinsip Dasar Bisnis Syariah

Produk bisnis syariah, yang dikenal juga dengan produk halal atau sesuai syariat Islam, didasarkan pada prinsip-prinsip yang tercantum dalam hukum Islam. Di antaranya adalah larangan riba (bunga), maysir (judi), dan gharar (ketidakjelasan dalam transaksi). Produk ini mengutamakan keadilan, transparansi, dan menghindari eksploitasi. Contohnya, dalam produk pembiayaan syariah, bank tidak akan memberikan bunga atas pinjaman, melainkan menggunakan akad-akad yang lebih adil seperti murabahah (jual beli dengan margin keuntungan) atau musyarakah (kerja sama bagi hasil).

2. Produk Konvensional: Mengutamakan Keuntungan Material

Sebaliknya, produk bisnis konvensional sering kali berfokus pada keuntungan semata tanpa memperhatikan dampak sosial atau moral yang lebih luas. Dalam sistem konvensional, bunga menjadi komponen utama dalam transaksi keuangan, baik itu dalam produk tabungan, kredit, atau pembiayaan. Sistem ini, meskipun sah secara hukum di negara-negara non-Muslim, dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip keuangan syariah.

3. Perbedaan pada Akad dan Cara Transaksi

Salah satu perbedaan utama antara produk syariah dan konvensional adalah akad atau perjanjian yang digunakan dalam transaksi. Akad dalam bisnis syariah didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan kejujuran. Sementara itu, dalam transaksi konvensional, perjanjian lebih berfokus pada keuntungan pihak penyedia layanan atau produk, dengan mengabaikan keadilan dalam banyak kasus. Misalnya, pada produk pembiayaan rumah syariah, akad murabahah yang digunakan akan menetapkan harga jual yang disepakati di muka, sementara pada produk konvensional, harga tersebut dapat berubah karena pengaruh bunga yang fluktuatif.

4. Pengawasan dan Sertifikasi

Produk bisnis syariah umumnya memiliki lembaga pengawas yang memastikan produk tersebut memenuhi prinsip-prinsip syariah, seperti Dewan Syariah Nasional (DSN) atau Lembaga Pengawas Syariah di lembaga keuangan. Dalam dunia bisnis konvensional, tidak ada pengawasan yang berlandaskan pada nilai-nilai agama. Oleh karena itu, bagi konsumen Muslim, sangat penting untuk memilih produk yang sudah terjamin kehalalannya melalui sertifikasi syariah.

5. Dampak Sosial dan Lingkungan

Produk bisnis syariah juga lebih menekankan pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, dengan menghindari investasi pada sektor-sektor yang merugikan masyarakat atau bertentangan dengan prinsip Islam, seperti rokok, alkohol, dan perjudian. Sementara itu, produk konvensional mungkin tidak memperhitungkan dampak sosial atau lingkungan selama masih menguntungkan secara finansial.

6. Contoh Produk Bisnis Syariah dan Konvensional

  • Tabungan: Tabungan syariah tidak menerapkan bunga, melainkan bagi hasil yang adil berdasarkan prinsip mudharabah, sedangkan tabungan konvensional mengandalkan bunga yang berubah-ubah.
  • Asuransi: Asuransi syariah menggunakan prinsip saling membantu, di mana premi yang dibayar oleh peserta akan digunakan untuk membantu sesama peserta dalam hal terjadi musibah. Asuransi konvensional, di sisi lain, lebih berfokus pada keuntungan perusahaan, dan premi sering kali termasuk dalam transaksi yang mengandung unsur bunga.
  • Pembiayaan Rumah: Pembiayaan rumah syariah menggunakan akad seperti murabahah (jual beli dengan keuntungan yang disepakati), sedangkan pembiayaan rumah konvensional menggunakan bunga yang bisa terus meningkat.

7. Bagaimana Memilih Produk yang Tepat?

Penting bagi konsumen untuk memahami prinsip dasar dari produk yang mereka pilih. Dalam memilih antara produk syariah atau konvensional, seorang konsumen harus mempertimbangkan aspek kehalalan, keadilan, dan transparansi dari transaksi tersebut. Lakukan riset, tanyakan tentang akad yang digunakan, serta pastikan produk tersebut memiliki sertifikasi syariah jika Anda memilih produk berdasarkan prinsip Islam.

Dengan mengetahui perbedaan yang mendasar ini, Anda bisa lebih cermat dalam memilih produk yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai yang Anda anut. Memahami prinsip syariah dalam dunia bisnis akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih bijak dan bertanggung jawab.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun