Mohon tunggu...
Yuliana Koten
Yuliana Koten Mohon Tunggu... -

Menyukai pemandangan indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pensiun

6 Maret 2013   01:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pensiun

Aku melihat sekali lagi bangunan yang berdiri kokoh itu

Disanalah aku bekerja

Menemui rekan kerjaku

Berbagi cerita dengan mereka

Bertemu pasienku

Di bangunan itu

Aku memulai tugas pelayananku

Disanalah aku bekerja

Masih segar ingatanku

Saat aku mengunjungi mereka di tiap ruangannya

Menanyakan keadaan yang membuat mereka tergolek lemah

Saat mereka terus menemuiku di ruangan itu

Memintaku jika ada yang bermasalah

Di bangunan itu

Kudapati kesakitan orang

Kudapati doa dari orang yang mengasihi

Kudapati kunjungan orang yang meringankan

Kudapati harapan untuk kembali menikmati kehidupan

Hati ini turut teriris

Saat kudapati tangisan itu memecah

Apa daya usaha telah dilakukan

Di bangunan itu

Mereka menyapaku suster

Di bangunan itu

Mereka menemukan senyuman yang membangkitkan semangat

Di bangunan itu pula

Kata-kata terus mengalir menguatkan

Membangun kembali harapan yang sempat hilang

Di bangunan itu pula

Mereka tetap menyapaku suster

Setelah mereka kembali menikmati hidup ini

Hanya segores senyum yang dapat kuberikan

Bahagia jika mereka telah mendapatkannya kembali

Lembaran itu telah ditutup

Masaku telah berakhir

Menempati bangunan yang membuatku merasa sangat berguna

Menempati bangunan yang membuatku merasa sangat dibutuhkan

Menempati bangunan yang membuatku bangga dengan sapaan suster

Menempati bangunan yang membuatku bahagia jika senyum itu kembali terpancar

Menempati bangunan yang membuatku menyadari bahwa hidup itu tak hanya soal kegembiraan

Menempati bangunan yang membuatku tercabik-cabik tak kala,

Orang yang kurawat harus pergi menemukan kehidupan lain

Ketika duka keluarga harus mewarnai ruangan itu

Lembaranku telah tertulis penuh

Aku harus menutupnya

Membuka lembaran baru yang telah menantiku untuk diisi

Meski aku masih ingin menulis di lembaran itu

Tapi tak bisa kupaksakan

Mungkin suatu saat nanti akan kubuka lagi lembaran itu

Membaca kembali huruf-huruf yang pernah menghiasinya

‘Kan kujadikan sebagai kenangan terindah

Aku pernah berguna bagi orang lain

Bahkan pernah terekam di memori mereka

Ketika mereka memanggilku suster

Kupang, 6 Maret 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun