Mohon tunggu...
Ngaji Yuk!
Ngaji Yuk! Mohon Tunggu... -

Yuk Ngaji Yuk...!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puluhan Ribu Jamaah Hadiri Khotmil Qur'an dan UNS Bersholawat 2015

15 Maret 2015   21:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:36 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya Rasulallah, Ya Habiballah Tak pernah kutatap wajahmu Ya Rasulallah, Ya Habiballah Kami rindu padamu

Ya Rasulallah, Ya Habiballah Terimalah kami sebagai umatmu Ya Rasulallah, Ya Habiballah Kurniakanlah syafa’atmu

Allahumma sholli ‘alaa Muhammad Ya Robbi sholli ‘alaihi wassalim

Demikianlah cuplikan syair bait-bait indah “Ya Rasulullah” yang mampu menggetarkan hati setiap insan untuk semakin merindukan sang kekasih pilihan Nabi Muhammad Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Sholawat demi sholawat, pujian demi pujian kepada Allah dan RasulNya terus dilantunkan Habib Syech bersama Syekhermania, sebutan bagi para pecinta sholawat Habib Syech. Hingga akhirnya sampailah pada acara mau’idzoh hasanah yang disampaikan oleh Prof. Mohammad Mahfud MD.

Dalam ceramahnya, Prof. Mahfud MD menyampaikan betapa pentingnya membaca al-Qur’an dan sholawat nabi. Mahfud MD mengungkapkan bahwa lagu Tombo Ati (Obat Hati) yang sering dinyanyikan di Indonesia termasuk Habib Syech tadi adalah ditulis oleh Imam Nawawi. Dikatakan, ada 5 hal tombo ati yang bisa membuat hati tenang; 1. membaca al-Qur’an, 2. Qiyamullail, 3. berkumpul dengan orang-orang shaleh, 4. menahan lapar, dan 5. banyak berdzikir.

Lebih lanjut, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu menjelaskan perihal menahan lapar, yang diartikan tidak rakus. Dalam arti simbolik, yang dimaksud menahan lapar itu tidak memakan yang bukan haknya, dan tidak melakukan korupsi.

“Menahan lapar itu tidak rakus. Tetapi dalam arti simbolik, menahan lapar itu jangan makan kalau bukan hak, jangan korupsi di dalam hidup ini karena Engkau tidak akan tenang dalam hidup kalau Engkau korupsi,” jelas Mahfud.

Mahfud MD juga menjelaskan tentang apa itu Islam, yang menurutnya punya 2 pengertian. Yang pertama, Islam sebagai identitas atau nama agama sehingga ditulis di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Yang kedua, Islam yang berarti damai. Ini penting karena banyak orang agamanya Islam tapi meninggalnya tidak damai. Banyak yang beragama Islam tapi tidak muslim kematiannya karena selalu melanggar aturan agama dan tidak mengikuti ajaran al-Qur’an.

Terkait shalawat, Mahfud MD mengajak kepada para jamaah untuk memperbanyak membaca shalawat. Dijelaskan ada berbagai macam redaksi shalawat gubahan para ulama yang sering dibaca dan dihafal di Indonesia seperti Shalawat Abu Nawas, Shalawat Burdah (Al-Bushiri), Shalawat Nariyah (Maroko), Shalawat Tarhim (Mesir), dan Shalawat Badar (Indonesia).

Mahfud MD menerangkan bahwa berbagai redaksi shalawat yang ada tersebut di atas adalah bentuk ekspresi puji-pujian kepada Rasulullah yang sangat bagus dan bukan perkara yang dilarang (bid’ah). Kepada golongan yang selalu menuduh bid’ah terhadap orang-orang membaca sholawat, Mahfud MD dengan tegas menjawab tidak mengapa, bahkan meski dirinya dikatakan ahli bid’ah seribu kali pun karena yang penting adalah senang bersholawat.

“Kalau hanya dengan membaca shalawat itu Anda katakan bid’ah, saya boleh katakan bid’ah seribu kali karena Saya senang baca sholawat,” tegas Mahfud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun