TUGAS 1.1.a.8 Koneksi Antar Materi –Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1
Oleh Yuke Synthia Dewi- CGP Angkatan 7
Kabupaten Klaten
Â
https://drive.google.com/file/d/14YtydTTrClVwRSYGv97-pRllU69wpM7P/view?usp=sharing
Assalamualaikum wr.wb.Â
Perkenalkan saya Yuke Synthia Dewi, peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7 Kabupaten Klaten. Bersama dengan fasilitator Bapak Ismail dan Pengajar Praktik Bapak Heru Karyanto ingin menyampaikan tentang Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.
1. Pendidikan menurut KHD
     Menurut KHD, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
2. Dasar Pendidikan KHDÂ
  Menuntun
  Menuntun di sini mempunyai arti bahwa pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya hidup, tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
  Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Di sini pendidikan berpihak pada anak.
  Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir dan batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Merdeka yang dimaksud di sini adalah merdeka lahir (pengajaran) dan merdeka batin (pendidikan).
  Kodrat anak – Bermain
  Bermain adalah salah satu kodrat anak yang mana akan mempengaruhi dalam pembentukan budi pekerti. Bahkan melalui permainan dapat menjadi bagian pembelajaran di sekolah.
 Bukan Tabula Rasa
- Anak bukan kertas kosong yang bisa digunakan sesuai keinginan orang dewasa. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar. Tujuan pendidikan adalah menuntun (memfasilitasi/membantu) anak untuk menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. Menebalkan anak bisa dilakukan dengan kekuatan konteks sosio kultural. Seperti dalam teori konvergensi.
- KHD berpesan, pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Guru diibaratkan sebagai seorang petani yang menanam jagung. Ia hanya bisa menuntun tumbuhnya jagung, di mana ia harus memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat dan jamur yang mengganggu hidupnya tanaman pada jagung.
3. Filosofi KHD
Filosofi KHD, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani memiliki arti :
- Ing Ngarsa Sung Tuladha : pendidikan harus senantiasa membawa kebaikan yang ditunjukkan melalui perilaku daripada insan-insan pendidikan. Guru senantiasa memberi contoh yang baik bagi siswanya baik dalam perilaku sehari-hari maupun budi pekertinya. (Teacher as rule model)
- Ing Madya Mangun Karsa : di tengah harus bisa membangkitkan semangat siswanya apabila mereka mulai lelah dalam belajar. Motivasi sangat diperlukan dalam hal ini.
- Tut Wuri Handayani : di belakang harus memberi dorongan supaya menghasilkan SDM yang tangguh dan siap bersaing dalam kancah Internasional.
4. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
     Kodrat alam adalah kondisi anak sejak lahir yang dipengaruhi kultur budaya dan lingkungan tempat anak berada. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada.
     Kodrat zaman adalah perubahan dari waktu ke waktu. Guru harus membekali ketrampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup dan berkarya, penekanannya pada Ketrampilan Abad 21. Kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama.
5. Budi Pekerti
Budi Pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang (berkaitan erat dengan karakter manusia). Â Budi Pekerti bisa ditunjukkan dengan kebiasaan yang sederhana seperti bersikap sopan, membiasakan diri bertegur sapa, salam dan senyum juga dengan membiasakan kata tolong, maaf dan terimakasih.
Perkenankan saya untuk menjawab dan merefleksi modul 1.1 pada kesempatan ini.
1. Apa yang anda percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum mempelajari modul 1.1?
Sebelum mempelajari Modul 1.1 hal yang saya lakukan dalam pembelajaran di kelas antara lain :
1. Saya berpikir bahwasanya siswa harus mendengarkan setiap kali saya menyampaikan materi, duduk tenang tanpa ada aktivitas lainnya.
2. Pembelajaran terfokus pada selesainya materi dan pencapaian KKM ( mengutamakan aspek kognitif anak)
3. Menggunakan buku dan bahan ajar seadanya dan melarang penggunaan gadget selama pelajaran berlangsung.
Saat itu saya berpikir bahwa siswa harus pandai di mata pelajaran saya, bahkan tak segan saya juga memberikan sanksi tiap kali ada siswa yang bolos atau bahkan tidak mengerjakan PR yang saya berikan. Jadi pembelajaran terkesan monoton dan membosankan bukan hanya bagi anak tapi bagi saya pribadi juga.
Â
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku anda setelah mempelajari modul ini?
Adapun setelah saya mempelajari Modul 1.1, saya jadi merubah pandangan tentang pendidikan. Menurut KHD, pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Menuntun di sini mempunyai arti bahwa pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya hidup, tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Dalam proses menuntun, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai pamong dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Di sini pendidikan berpihak pada anak. Anak bukan kertas kosong yang bisa digunakan sesuai keinginan orang dewasa. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar.
Berdasarkan pada pemikiran pendidikan KHD maka saya harus merubah pemikiran saya tentang sebuah pendidikan yang menyenangkan dengan cara :
1. Merubah Pemikiran bahwasanya Guru dan buku bukanlah satu-satunya sumber belajar mereka karena pada dasarnya masih banyak sumber-sumber yang lain, yang dapat dengan mudah mereka akses melalui smartphone yang mereka miliki.
2. Pembelajaran terpusat pada siswa dan guru hanya menuntun, mengarahkan, juga sebagai fasilitator.
3. Merubah perilaku dengan mengemas pembelajaran lebih menarik agar motivasi belajar siswa meningkat. Memberikan kebebasan pada anak untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan kemampuan, minat, bakat dan kreatifitas-nya.
4. Tidak lagi memberikan sanksi pada siswa yang lupa atau bahkan tidak bisa mengerjakan tugas yang saya berikan.
    Â
3. Apa yang dapat segera anda terapkan lebih baik agar kelas anda mencerminkan pemikiran KHD?
Hal-hal yang dapat saya terapkan agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD, antara lain :
     1. Merancang pembelajaran yang inovatif dan interaktif dengan melibatkan peserta didik/ siswa.
     2. Menerapkan pembelajaran berbasis kearifan local dan budaya setempat
     3.  Menerapkan konsep merdeka belajar dan mengintegrasikan setiap pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar pancasila.
     4. Pembelajaran yang mengutamakan aspek budi pekerti.
     5. Menerapkan sistem among (menuntun bukan menuntut).
     6. Pembelajaran yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.’
     7. Mengintegrasikan permainan dalam pembelajaran.
Jadi kesimpulannya, pendidikan adalah menuntun anak sesuai dengan bakat dan minatnya. Pendidikan juga harus mengajarkan budi pekerti dan berhamba pada anak.
Demikian ulasan dari saya, semoga bermanfaat.
Salam Guru Penggerak,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H