Mohon tunggu...
Masbro Hidayanto
Masbro Hidayanto Mohon Tunggu... -

sebagian pns, sebagian petualang, sebagian yuiworld.wordpress....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kemping di Pulau Sempu

16 April 2010   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai sudah sebuah rencana Ke Pulau Sempu itu, akhirnya terwujud juga. Event pertama Backpacker Muda itu akhirnya terselenggara juga. Diikuti oleh lima anggota, Yayan BM, Wowok BM, Yogi BM, Nanang BM dan Rio BM, misi tersebut akhirnya selesai kemarin. Jika disuruh menilai, event tersebut terbilang cukup sukses, walupun hanya lima orang yang berangkat, tapi setelah diliad dari perjalanan pembutan rencana dari awal sampai akhirnya terlaksana tebentur jadwal, banyak perubahan di tengah masa persiapan event hingga pelaksanaan saya bersyukur hingga akhirnya kita dapat berangkat.

Perjalanan kami berlima di mulai dari terminal Arjosari Malang, sebagai base pertama kita berkumpul. Dari terminal kami berangkat menuju gadang menggunakan Angkot AMG, disinilah kelima dari kami mulai mengenal satu sama lain yang tadinya sama2 belum mengenal, rasa kaku dan kikuk sempat menerpa saya dan yang lain, tapi hal tersebut tidak lama terjadi karena suasana lumer juga dengan canda2 kecil yang saling menanggapi satu sama lain(akhinya haha hehe saja sepanjang jalan kayak orang gila nawarin semua orang pergi ke Sempu) perjalanan pun jadi tidak terasa.

Setelah tiba di terminal Gadang, kami berangkat meneruskan perjalanan menuju Turen menggunakan Colt diesel berwarna hitam yang akhirnya diketahui nama sopirnya adalah Pak Ri (mantan mafia,hiiiii). Nah di perjalanan ke Turen ini, Bumi Malang mendapatkan berkah berupa hujan lebat (buset dah) yang mengguyur dan menyebabkan perasaan sedikit was-was jangan-jangan nanti hujan akan berlangsung terus menerus dan kami tidak mendapatkan ijin untuk menyeberang. Di tengah hujan akhirnya terbesit rencana untuk langsung mencarter Colt diesel ini langsung menuju sendang biru. Akhirnya pertempuran antara kami dengan Pak Ri sebagai sopir pun terjadi, setelah Pak Ri mematok harga yang cukup tinggi bagi backpacker seperti kami (emang turis apa pak??) kami pun membalas dengan menawarnya sekejam-kejamnya (lebih kejam dari penyiksaan Jepang kepada Romusha), akhirnya serngan serangan sengit pun terjadi, hingga akhirnya disepakati harga yang mantap jaya bagi kedua pihak dan akhirnya ditanda tangani Perjanjian Turen (ditandatangani tanggal 28-11-2009 antara Backpacker Muda dan Pak Ri). Pak Ri pun setuju mengantar kami sampai Sendang Biru dan menurunkan penumpangnya yang mau ke Dampit (maaf pak, buk yang terpaksa turun di jalan, we gonna miss you dan maaf juga kalo kita udah boong kalo kita mau mancing, wkwkwk).

Akhirnya colt diesel tua itu pun mengantar kami menuju sendang biru. Di tengah perjalanan menuju sendang biru, kami menyempatkan diri membeli kebutuhan logistic selama di pulau nantinya mie rebus, air minum, kecap, garam, minyak tanah, bumbu bali dan areng di Pasar Anu (lupak sumpah nama pasarnya), nah di sini pun kami melaksanakan sholat dzuhur. Setelah lengkap kami melanjutkan perjalanan dan ternyata jalur Turen ke Sendang Biru itu lebih dari 39 kilometer (makanya angkotnya mahal sampai-sampai dapet award angkot termahal di dunia versi majalah “Angkot oh Angkot”). Setelah tidur-bangun-kikuk-tidur-bangun-kikuk-tidur-bangun-ga pake kikuk lagi akhirnya sampai juga di Sendang Biru, and my first impression tentang pantai ini adalah biasa aja (kecewa karena di Pacitan banyak pantai kayk gitu juga) tapi gw tahan, yang penting Pulau Sempunya.

Nyampe di Sendang Biru kami beristirahat sejenak di masjid yang ada, sebagian dari kami langsung memanfaatkan guna toilet, sedangkan saya dan Wowok BM mencri perijinan kepada petugas di posnya. Di sana saa dan wowok disambut sang pawing pos bernama bapak DW (Jokowi *red). Nah setelah dipersilahkan duduk dan berjabat tangan dengan pak Jokowi saya menyampaikan maksud kedatangan kami berlima, dan setelah saya selesai berbicara, pak jokowi pun mulai ngkat bicara, nah disini saya sempat menahan tawa karena ucapan pak jokowi hampir sama persis dengan yang ditulis seseorang di blognya tentang Sempu, pertama dia bilang kalo sebenernya ga boleh kemping di Sempu, truz harus ijin ke perhutani Surabaya, eh tapi akhirnya setelah menadatangani surat pernyataan dengan materai fotokopian dan mahar senilai 20 ribu rupiah semuanya pun beres(I luph u full Indonesia).

saya dan wowok

Dipantai kami bertemu rombongan dari Unair Surabaya (sumpah ni rombongan gokil abis ke sempu tanpa tenda, nginep lagi, wewh)yang akhirnya menjadi rekan pejalanan berangkat kami. Setelah mendapat kapal kami pun berangkat menyeberang ke teluk semut (tempat dimana para pengunjung memulai perjalanan ke Segara Anakan). Dari teluk semut kami berjalan menuju lebatnya hutan yang menutup Pulau Sempu menuju ke Segara Anakan, jalan yang lembek dan naik turun tidak menyurutkan niat dari kami, akhirnya setelah satu jam perjalanan kami akhirnya menemukan “The Beach”nya Indonesia ini. A little piece of heaven yang berada di Pulau ini (Subghanallah wuapik tenan). i

segara anakan

Sempat terkagum-kagum selama berberapa saat, kami pun segera mendirikan tenda dan menyiapkan perapian. Sebagai team yang solid kami pun berbagi tugas tanpa sebuah komando khusus. Akhirnya menjelang magrib tenda pun berdiri dan api pun menyala. Akhirnya setelah semua berez, kami pun beristirahat, ditengah acara mengendorkan otot-otot yang kaku itu, tiba2 awan gelap tanpa diundang pun datang( ya elah ngapain sih ni mendung??), kami pun mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang terburuk (seperti pepatah sedia hape sebelum hujan) kami menutup api dengan jas hujan dan menyiapkan matol hujan. Eh hujan pun ternyata ga jadi turun(thanks God atas kemurahannya).

Setelah gelap menyelimut Pulau ini, kami menyiapkan makan malam dengan menggoreng dan membakar daging kurban dengan bumbu bali yang kita beli di Pasar Anu tadi(nah pas kan timingnya, jadi banyak daging gratis,hahaha) dan ternyata dari situ kita tau kalo bumbu bali bukan untuk di goreng ataupun di bakar!!!(peringatan buat teman2 lain jangan pernah mencobanya atau anda akan ketagihan) and then thizz zisss sittttt (kata “this is it” versi chef Farah Quinn kalo si do’i menyelasaikan hidangannya, wow mantap jaya), kamipun makan bersama tanpa nasi, yup tanpa nasi. Setelah makan, kami pun saling becerita di sekitar perapian sambil melewati malam dibawah sisa2 bulan purnama, sesekali kami bermain air dan merendamkan kaki ke air. Suasana malam yang sangat exsotis yang kalian pasti belum pernah merasakannya. O ia di Pulau Sempu ini juga banyak para cucu Hawa yang pada ngecamp yang jeritan-jeritan malamnya menambah prikitiw suasana malam (pokoknya wog yo wog yo josh). Malam pun semakin menggelapkan pulau ini dan waktunya kelima Backpacker Muda ini untuk merebahkan diri sebelum melanjutkan menysuri pulau esok harinya. Kami pun memilih untuk tidak tidur di tenda, dengan sleeping bag yang kami bawa kami merebahkan diri di bawah jutaan bintang di langit ang terlihat semakin terang di tengah malam yang semakin gelap. Dan akhirnya krik-krik……………zzzzztttttt, kami pun tertidur.

ritual malam (dont try this at home)

Pagi yang cerah pun menyambut kami dan di pagi hari itu kami baru menyadari kalo arah kita sholat dari kemarin salah total,(ampuni kami ya Allah). Ya dari kemaren ternyata kami sholat mengahadap arah tenggara, ya ampun gara2 ga bawa kompas plus matahari sore yang ga keliatan jadi salah(tapi gapapa Allah maha tahu kog). Yap setelah melakukan ritual pagi (MCK, makan dan sebagainya) kami pun memulai untuk menyusuri pulau. Setelah ngobrol-ngobrol, kami berencana untuk naek ke tebing dimana tebing tersebut sangat terjal dan tinggi untuk di daki, tapi apa boleh buat “man can do what a man wanna do”. Akhirnya setelah mempersiapkan barang yang harus di bawa, diantaranya tripod dan kamera, kami pun mulai mendaki dengan berhati-hati(sumpah curam coy). Akhirnya setelah beberapa menit mendaki, kami sampailah di puncak bukit, dari puncak bukit tersebut laut lepas samudera hindia menyambut kami, mantap jaya. Deburan ombak besar yang selalu membentur bagian luar bukit pun menambah tanda-tanda kebesaran Illahi. Semuanya tidak berlangsung lama ketika Pak Jokowi membunyikan peluitnya dan menyuruh kami turun, yah dan kami pun terpaksa harus turun walaupun belum ada kepuasan dalam menikmati suasana di puncak bukit itu.

siap sarapan dan menghangatkan diri

Di bawah kami dsambut Pak Jokowi, dan si bapak marah dan menasehati kami, dalam surat pernyataan yang saya tandatangani kemarin disebutkan jika kami tidak boleh memanjat bukit karena itu sesuatu yang berbahaya, dan si bapak terus menunjuk saya (sumpah si bapak hafal bgd ama saya,)dan menyalahkan saya dan teman2 karena tidak mengindahkan peratran yang sudah disepakati (maaf pak ak jiwa muda kami yang berbicara). Akhirnya setelah dinytakan bersalah kami pun di beri sanksi, kata pak Jokowi “kalian harus sportif, sekarang kalian meninggalkan pulau ini atau push up lima kali? Apa lima kali? (Ya ampun emak saya juga sanggup pak!) tapi berhubung kami memang merencanakan pulang hari itu, maka kami pun memutuskan untuk meninggalkan pulau saja, dan akhirnya si bapak pun setuju. Dan setelah berjabat tangan dengan si bapak tanda kita berdamai dan meminta maaf, kami kembli ke aktifitas di bawah. Mandi dan berenang di Segara Anakan dan ambil foto untuk dokumentasi, kami pun bersenang-senang. Nah di siang hari ini banyak cucu Hawa yang treak-treak kemarin menunjukkan keindahannya (prikitiw, ihir-ihir). Kami pun bersenang senang sampai hampir tengah hari.

Sampai lah kami pada saat dimana kami harus packing kembali, setelah puas dengan keindahan Pulau Sempu. Akhirnya tetap sebagai team yang solid, kami pun berbagi tugas antara packing dan buat makanan. Dan akhirnya kami pun selesai semuanya(ya makan, ya packing). Sebelum pulang, memanfaatkan ketidakberadaan Pak Jokowi yang sedang patroli, kami memutuskan untuk mendaki bukit lagi, tapi bukan bukit yang tinggi tadi. Di atas bukit itu, terlihat jelas birunya samudera hindia dengan ombaknya yang besar. Di bukit itu kamipun berfoto untuk mengabadikannya. Setelah puas kami pun beranjak meninggalkan Segara Anakan, menuju lebatnya rimba sempu yang mengantarkan kami ke Teluk Semut. Dalam perjalanan pulang ini, kami sudah tidak sesemangat saat berangkat, sepanjang jalan kami lebih banyak speechless gara-gara lelah bercampur sedih harus meninggalakan keindahan ini.

samudera hindia dari atas bukit

Sampai di teluk semut yang sudah terjangkau sinyal ponsel, kami pun menelepon kapal yang mengantarkan kami kemarin. Tak lama menunggu kapal bookingan kami pun datang, dan kamipun bergegas naik. Sedih juga meninggalkan pulau ini dengan keindahan alaminya. Tapi rasa sedih itu sedikit terobati karena si kapten kapal memberi bonus untuk berjalan menyusuri bagian pulau yang lain, sehingg kami bisa melihat sisi pulau sempu yang lain.

pulang, akhirnya semua akan menjadi kenangan

Setelah sampai Sendang Biru, kami pun langsung menuju ke Mushola yang kemarin dan langsung Mandi dengan air tawar, nah di sini kami beristirahat menghilangkan capek yang ada dan memanfaatkan guna toilet. Setelah semua beres, kami pun memutuskan langsung segera berangkat dan mencari angkot ke Turen. Nah di angkot ini kami mendapat teman dalam perjalanan, tiga mbak-mbak yang manis2(ternyata cewek situ cakep-cakep). Di angkot yang di sopiri oleh SiBapakSabarDanBaikHati itu kami bercanda sepanjang jalan, dan juga tidak lupa menggoda cewek-cewek itu(harap maklum karena kami semua laki-laki tulen). Akhirnya setelah berjam-jam di dalam angkot sampailah kita di pertigaan Turen di mana cewek itu turun, hah dempet juga saya melambaikan tangan kearah mbaknya dan dibalas sebuah senyuman yang mnis dari mbaknya(bagi yang tadi di angkot dicuekin mbaknya jangan sirik yak?wkwkwk).

sebelah dalam pulau

Sampailah kami dipasar Turen. Disini, karena kita belum makan nasi dari kemaren, kami pun memutuskan untuk mengisi perut dulu dan menghitung semua pngeluaran yang sudah dipakai. Dan akhirya menu nasi gulai lah yang kami pilih(kecuali Rio BM). Setelah perut kenyang dan perhitungan keuangan kemaren terselesaikan dengan predikat wajar tanpa keraguan kami pun melanjutkan perjalanan menuju terminal Gadang, dan dari Gadang menuju Arjosari.

Dan akhirnya perjalanan kami pun berakhir di Arjosari, disini kami berpisah untuk menuju base camp masing-masing, dimana kami menjalankan aktivitas kami, dan menjadi kami yang sebelumnya. Yup Pejalanan misi Sempu berakhir di sini, dan sayalah orang yang paling berbahagia sekarang, mendapatkan teman-teman baru, pengalaman baru sebuah perjalanan yang berawal dari sebuah mimpi dan rencana yang akhirnya menjadi kenyataan.

Mengutip kata-kata Donny Dhirgantoro” Setiap kamu punya mimpi atau keinginanatau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening kamu jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu, jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu”. Yah itulah sebuah prinsip yang sekarang menjadi bagian dari saya, Januar Nur Hidayanto dalam menggapai mimpi dan cita-cita saya karena yang bis dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya. Dan Sir Henry Dunant pun pernah berkata, Setiap bangsa tidak akan kehabisan pemimpin jika anak mudanya gemar melakukan perjalanan ke gunung, pantai dan hutan. Semoga notes ini memberi arti dan inspirasi untuk anda.

Thanks for all, kawan-kawan 5 BM, Rio BM, Wowok BM, Nanang BM dan Yogi BM, semoga kita bertemu lagi di perjalanan selanjutnya, anggota grup Backpacker Muda lainnya yang ikut menyumbang ide dan berbagi pengalaman backpackingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun