Mohon tunggu...
Yuhani Kurniasih
Yuhani Kurniasih Mohon Tunggu... Guru - Guru Mata pelajaran

Jadilah pribadi yang selalu memberikan yang terbaik, karena keberlanjutan usaha adalah kunci sejati menuju prestasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki yang Terbuang

8 Juli 2024   20:09 Diperbarui: 8 Juli 2024   20:20 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa yang tenang di pantai selatan, hiduplah seorang pemuda yang lahir dari seorang guru. Ayahnya pergi meninggalkan keluarga saat dia masih duduk di kelas 6 SD. Pemuda itu, namanya Rizky, harus tumbuh besar tanpa kehadiran seorang ayah.

"Dulu, ayah selalu bilang ke saya, 'Anakku, pendidikan adalah kunci segalanya.' Tapi sekarang, dia sudah tidak ada," ucap Rizky dalam hatinya, mengingat kata-kata terakhir ayahnya sebelum pergi.

Rizky pun memutuskan merantau ke kota besar untuk melanjutkan sekolahnya. Di kota itu, dia diasuh oleh keluarga seorang pejabat yang baik hati dan mulai menemukan arah hidupnya. Dialog dengan ibu angkatnya sering terjadi di meja makan setiap hari.

"Ibu, saya berharap bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri di sini," kata Rizky dengan penuh semangat.

"Tentu, Nak. Kamu bisa melakukannya. Jangan pernah menyerah," sahut ibu angkatnya, memberikan semangat.

Setelah lulus kuliah, Rizky mendapat pekerjaan di sebuah lembaga bimbingan belajar. Dialognya dengan rekan kerjanya sering terdengar di ruangannya yang kecil.

"Anda harus sabar mengajar mereka, Rizky. Ini tentang memberikan mereka kesempatan untuk belajar," kata seorang teman kerjanya.

"Saya tahu, tapi kadang saya merasa capek. Tapi saya harus terus melangkah," jawab Rizky, mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Suatu hari, Rizky bertemu dengan seorang siswi cantik, putri dari kepala sekolah. Mereka terlibat dalam percintaan yang manis, tetapi hubungan mereka berakhir ketika perempuan itu tidak serius dengan masa depannya.

"Kita harus fokus pada studi kita masing-masing, Rizky," ucap perempuan itu dengan hati berat.

Rizky pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi, berharap memiliki kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dialog dengan penasihat akademisnya berlangsung di kampus baru yang megah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun