"Lagipula pemandangan di sini bagus banget, kan," Wina keluar dari dalam tenda dengan kamera DSLR kesayangannya tergantung di bahu. "Sayang kalau dilewatkan."Â
 Chellin mengerutkan kening tak setuju.
 "Sudah, tenang aja Chell," Wina menepuk bahu Chellin, "menurut penjaga pos di kaki  gunung ini tadi, aman kok bagi kita asalkan jumlahnya bukan lima orang."
   ***
Sore menjelang malam, Wina tak kembali juga setelah tiga jam sebelumnya minta izin menjelajah ke hutan di sekitar danau untuk mencari objek foto.
"Matahari sudah tenggelam." Bimo memandang ke ufuk barat.
"Kalau sampai malam Wina nggak kembali gimana, nih?" tanya Chellin cemas. "Kita nggak boleh berlima saja kan di sini?"
"Tenang dulu, Chel," ujar Akbar, "kita tunggu saja di sini. Kalau beberapa saat lagi Wina nggak kembali juga, beberapa dari kita harus turun ke pos penjagaan untuk melapor."
"Kenapa kita nggak pergi bersama aja?" protes Chellin.
"Kalau kita pergi semua lalu nanti Wina kembali dan mencari kita, bagaimana?" kata Ali.
"Bagaimana kalau kita saja yang pergi mencari Wina?" usul Bimo.