Kata orang-orang, kau telah ada sejak lama.
Sudah tua sekali.
Kau ada saat nama desa kami diputuskan sembarangan oleh sesepuh desa yang kebingungan menyambut kedatangan tiba-tiba para petugas pendata kewarganegaraan.
Waktu pasukan pejuang pulang membawa ratusan kebanggaan sekaligus ribuan torehan luka membekas di sanubari.
Kau adalah saksi hidup peristiwa kalahnya komplotan perampok legendaris oleh jagoan-jagoan desa yang menumpahkan banyak darah kematian.
Sisa-sisa makhluk terselamatkan dari amukan puting beliung yang meluluhlantakkan seluruh penjuru desa beserta penghuninya.
Â
Kata ibu, kau membuatnya lelah karena harus berjalan memutar sampai jauh setiap pulang pergi ke pasar.
Kata Bu Guru, kau mempengaruhi murid-murid menjadi nakal dan malas belajar.
Kata Pak Mantri, kau menebar penyakit pada semua orang.
Kata Mbak Sri, kau penyebab kekasih hatinya tak kunjung datang kembali.